TUGAS MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR (IBD)
BAB 5, 6, 7
Dibuat Oleh :
Nama :
Rosdiana Octavani
Kelas :
1EA33
NPM :
19214810
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAGEMENT S1
UNIVERSITAS GUNADARMA
BAB 5
MANUSIA DAN KEINDAHAN
5.1
Keindahan
Pengertian Keindahan
Keindahan, sering diutarakan kepada
situasi tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah,
artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keindahan identik
dengan kebenaran. Keindahan identik dengan kebenaran, sesuatu yang indah itu
selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung
kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang
ideal” adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan
dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas
atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut
adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry)
keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa
keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos
mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya
pengertian keindahan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Keindahan dalam arti luas, menurut
Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
2. Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman
estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang
menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa
keindahan bentuk dan warna
Keindahan identik dengan kebenaran,
keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai
nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang
tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2 nilai yang
penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu
untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa
yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya: pesan yang akan
disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan menurut Jean
M. Filo dalam bukunya “Current Concepts
of Art” dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya,
yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah
dalam pikirannya sendiri.
2. Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya,
yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
3. Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara
yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru
ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan
keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu melestarikan bentuk
dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa,
seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari
suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur
politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan
budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian
hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun
kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik
dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan.
Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang
selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah.
Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya
tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan
kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna
sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang
menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar
(auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep
keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas
keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan
itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah,
sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang
yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain
imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai
objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan
orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam
agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan
yang paling indah.
5.2 RENUNGAN
Renungan
berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu,
atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil dari
merenung.
Setiap
kegiatan untuk merenengkan atau m,engevaluasi segenap pengetahuan yang telah
dimiliki dapat disebut berfilsafat. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri
kepada penalaran. Penalaran adalah proses berpikir yang logic dan analitik.
Berpikir merupakan kegiatan untuk menyusun pengetahuan yang benar.
Pemikiran
kefilsafatan
mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
1.
Menyeluruh
artinya pemikiran yang luas, bukan hanya di tinjau dari sudut pandangan
tertentu.
2.
Mendasar
artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental (ke luar
gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap keilmuan.
3.
Spekulatif
artinya hasil pemikiran yang dapat di jadikan dasar untuk pemikiran-pemikiran
selnjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk
menjelajah wilayah pengetahuan yang baru.
Renungan
atau pemikiran yang dibahas dalam makalah ini ialah yang berhubungan dengan
keindahan. Setiap hasil seni lahir dari hasil renungan. Tanpa direnungkan hasil
seni tidak mencapai keindahan.
Renungan
atau pemikiran yang berhubungan dengan keindahan didasarkan atas tiga macam
teori, ialah teori pengungkapan, teori metafisika, dan teori psikologis.
Masing-masing teori itu ada tokohnya.
A. Dalam teori pengungkapan dikatakan oleh
Benedetto Croce, bahwa seni adalah pengungkapan kesan-kesan.
B. Dalam teori metafisika, Plato mendalilkan
adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi, sebagai realita ilahi itu.
Sedangkan dalam teori psokologik dinyatakan bahwa sadar dari seorang seniman.
C. Dari teori permainan yang masih tergolong
teori odikologik dengan tokohnya Freidrick Schiller dan Herbert Spencer,
Schiller menyatakan bahwa asal mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main ( play impulse ).
Dalam proses
jiwa seniman pada waktu merenung dalam rangka menciptakan seni, menurut Keats
selalu diliputi rasa ragu-ragu, takut, ketidaktentuan, misterius (negative
capability). Selain daripada itu Keats menyatakan, bahwa untuk mengatasi
ketakutan ialah berkuasanya hal-hal yang sesaat. Baginya hal-hal sesaat itu merupakan
pelatuk yang meledakkan imajinasi, dan imajinasi ini yang membentuk konsep
keindahan. Selanjutnya konsep keindahan adalah abstrak. Konsep itu baru
berjkomunikasi setelah di beri bentuk.
5.3
KESERASIAN
Keserasian
berasal dari kata serasi, serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai,
atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian
perpaduan, ukuran, dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian antara kulit dan warnanya yang
dipakai cocok.
Keserasian identik dengan keindahan.
Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah.
Karena itu sebagian ahli piker berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah
kualita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kualita yang paling sering
disebut ialah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan
(symmetry), keseimbangan (balance), dan perlawanan/pertentangan (contrast).
Dalam keselarasan itu seseorang memiliki
persaan seimbang, teng, dan mempunyai citrarasa akan sesuatu yang berakhir dan
merasa hidup sesaat di tengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati dan
ingin memperpanjangnya.
Dalam
mencipta seni ada dua teori, yakni teori obyektif,
dan teori subyektif.
a.
Teori
subyektif menyatakan bahwa keindahan itu adalah terciptanya nilai-nilai estetik yang
merupakan kualita yang telah melekat pada benda itu.
b.
Teori obyektif dinyatakan
bahwa keindahan merupakan suatu kualita dari benda. Dalam seni ada 6 asas.
Asas-asas itu ialah kesatuan total, tema, tema variasi, keseimbangan,
perkembangan dan tata jenjang. Keserasian tidak ada hubungannya dengan
kemewahahan. Sebab keserasian merupakan perpaduan warna, bentuk, dan ukuran.
Atau keserasian merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi rendah,
keras-lembut, dan panjang-pendek.