ANALISIS PERBANDINGAN RASIO PT. INDOCEMENT Tbk & PT SEMEN GRESIK
MAKALAH
ANALISIS PERBANDINGAN RASIO
PT. INDOCEMENT Tbk & PT
SEMEN GRESIK
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Laporan keuangan berisi
informasi penting untuk masyarakat, pemerintah, pemilik perusahaan/ pemegang
saham, dan investor yang diperlukan secara tetap untuk mengukur kondisi dan
efisiensi operasi perusahaan. Dari sebuah laporan keuangan suatu perusahaan
kita dapat menilai kinerja dari perusahaan tersebut dengan cara menganalisis
laporan keuangannya.
Analisis
keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang finansial akan
sangat membantu dalam menilai
prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang.
Analisis
keuangan ini dapat digunakan untuk mengukur kekuatan serta kelemahan yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan. Rasio tersebut dapat
memberikan
indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya,
besarnya investasi yang baik, dan struktur
modal
yang sehat sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat dicapai.
Dalam makalah ini kami akan
menganalisa laporan keuangan (dalam kurun waktu 3 tahun kebelakang) PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk., dan
PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dengan menggunakan rasio likuiditas, dan solvabilitas.
1.2 .
Rumusan Masalah.
1.
Apa
yang di maksud dengan Rasio keuangan
2.
Bagaimana
perbandingan laporan keuangan PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, dan PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk , dilihat dari rasio keuangannya dalam kurun waktu 3 tahun
kebelakang.
1.3 .
Tujuan Makalah
1.
Untuk
menganalisis dan mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan dilihat dari histori
laporan keuangan perusahaan.
2.
Untuk memahami penerapan rasio-rasio
keuangan perusahaan dalam menilai
kinerja keuangan perusahaan.
3.
Untuk merumuskan masalah dan
mengupayakan solusi dalam meningkatkan
kinerja keuangan perusahaan.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. PT. SEMEN GRESIK
(PERSERO) Tbk.
1.
Riwayat Singkat Perseroan
Perseroan
berkedudukan di Gresik didirikan dengan nama N. V. Pabrik Semen Gresik berdasarkan
Akta Perseroan Terbatas No. 41 tanggal
24
Maret 1953, yang dibuat dihadapan Raden Maester Soewandi, Notaris di Jakarta, dan telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Keputusan No. J. A. 5/51/5 tanggal 8 Juni 1953 serta telah diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 61 tanggal
31
Juli 1953, Tambahan Berita Negara RI No. 451/1953. Selanjutnya pada tahun 1969, status Perseroan diubah
menjadi Perseroan Terbatas, dengan
nama
PT. Semen Gresik (Persero) berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 81 tanggal 24 Oktober 1969,
yang dibuat dihadapan Julian Nimrod
Siregar,
SH., Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dengan Keputusan No. J. A.
5/129/5
tanggal 18 Nopember 1969, serta didaftarkan dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri
Surabaya, di bawah No. 887/1969 tanggal 22
xx Nopember 1969 dan telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 225/1969.
Perseroan
bergerak dalam bidang industri semen dan telah mulai memproduksi semen sejak tahun 1957
di Pabrik Gresik I yang menggunakan
proses basah dengan kapasitas produksi terpasang awal sebesar 250.000 ton semen per
tahun. Pada saat ini setelah pelaksanaan
berbagai
program perluasan usaha, Perseroan memiliki 5 pabrik, yaitu Gresik I dan Gresik II di Gresik,
Jawa Timur; dan Tuban I, Tuban II, dan
Tuban
III di Tuban, Jawa Timur.
2.
Letak dan Kedudukan
Kantor Pusat : Gedung Utama Semen Gresik Lantai 9-11
Jl.
Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur.
Lokasi Pabrik : - Jl. Veteran, Gresik
61122, Jawa Timur
-
Desa Sumberarum, Kec. Kerek, Kab. Tuban.
2.2.
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
1. Riwayat
singkat perseroan
Pabrik semen
Indocement terletak kurang lebih 45 km sebelah selatan
kota Jakarta, tepatnya di Kecamatan Citeureup Bogor. Pabrik tersebut merupakan pabrik semen
yang terbesar di Indonesia, bahkan juga
merupakan
pabrik semen yang terbesar di Asia yang terletak dalam satu kompleks.
Terkenal dengan
merek Tiga Roda, Indocement pada saat ini
mempunyai
kapasitas terpasang 7,7 juta ton per tahun, yang terdiri dari 7,5 juta ton semen abu-abu dan 0,2 juta
ton semen putih. PT. Indocement Tunggal
Prakarsa, pada awalnya bermula dari PT. Distinct Indonesia Cement Enterprise, yang dalam tahun
1973 mulai membangun tanur putar
yang
pertama dengan kapasitas terpasang sebesar
500.000 ton semen abuabu. Pembangunan
tanur yang pertama ini selesai pada tahun 1975 dan produksi komersialnya juga dimulai
dalam tahun yang sama.
Sejak produksi
komersial dari tanur pertama tersebut maka dalam kurun
waktu 10 tahun sesudahnya, Indocement telah membangun tambahan tanur sehingga seluruhnya
berjumlah 8 tanur, sedemikian rupa
sehingga
secara keseluruhan Indocement telah memiliki kapasitas terpasang sebesar 7,7 juta ton
semen per tahun. Hal ini berarti, bahwa
dalam
satu dekade telah terjadi kenaikan kapasitas terpasang sebanyak 15 kali.
2. Letak dan Kedudukan.
Kantor Pusat : Wisma Indocement lantai 8
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 70-71 Jakarta 12910.
Lokasi Pabrik :
Ø
Jl. Mayor Oking Jaya Atmaja, Citeureup, Bogor, Jawa Barat 16810.
Ø
Jl. Raya Palimanan, Cirebon, Jawa Barat.
Ø Desa
Tarjun, Kelumpang Selatan Kota Baru,
Kalimantan
Selatan 72161.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Metode
dan Teknik Analisis
Metode dan teknik analisis digunakan untuk
menentukan dan mengukur
hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan
dari masing-masing pos tersebut bila
diperbandingkan
dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan
tertentu, atau diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya dengan laporan
keuangan perusahaan lainnya. Metode
analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut.
a. Analisis
horisontal, adalah analisis dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa
periode, sehingga akan diketahui
perkembangannya.
b. Analisis
vertikal, adalah analisis laporan keuangan yang hanya meliputi satu periode atau satu
saat saja, yaitu dengan membandingkan
antara
pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan
diketahui keadaan keuangan atau hasil
operasi
pada saat itu saja.
Teknik
analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai berikut.
·
Analisis Perbandingan Laporan Keuangan,
adalah metode dan teknik analisis
dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.
·
Trend atau tendensi posisi dan kemajuan
keuangan perusahaan yang dinyatakan
dalam persentase, adalah suatu metode
atau teknik analisis untuk
mengetahui tendensi keadaan keuangan.
·
Laporan dengan persentase per komponen
atau common size statement,
adalah
suatu metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap
total aktivanya.
·
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal
Kerja, adalah suatu analisis untuk
mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta
penggunaan uang kas selama periode
tertentu.
·
Analisis Rasio, adalah suatu metode
analisis untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu
dalam neraca atau laporan rugi laba
secara
individu atau kombinasi dari laporan tersebut.
·
Analisis Perubahan Laba Kotor, adalah
suatu analisis untuk mengetahui
sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk
periode tersebut.
·
Analisis Break-Even, adalah suatu
analisis untuk menentukan tingkat
penjualan
yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian,
tetapi juga belum memperoleh keuntungan.
Analisis
Rasio Keuangan
Dengan
menggunakan analisis rasio dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas,
solvabilitas, keefektifan operasi, serta
derajat
keuntungan suatu perusahaan (profitability perusahaan). Untuk dapat menentukan/mengukur hal-hal
tersebut diperlukan alat pembanding
dan
rasio dalam industri sebagai keseluruhan yang sejenis di mana perusahaan menjadi anggotanya dapat
digunakan sebagai alat pembanding
dari
angka rasio suatu perusahaan, angka rasio dari industri sebagai keseluruhan ini disebut sebagai standard
ratio (rasio rata-rata) (Munawir,
1995).
Pada
umumnya berbagai rasio yang dihitung bisa dikelompokkan ke dalam empat tipe dasar, yaitu
sebagai berikut.
Ø Rasio
Likuiditas, yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang
berjangka pendek tepat pada waktunya.
Ø Rasio
Aktivitas, menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh
penjualan.
Ø Financial
Leverage Ratio, menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu
kewajiban jangka pendek maupun kewajiban
jangka panjang.
Ø
Rasio Profitabilitas, dapat mengukur
seberapa besar kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset, maupun laba bagi
modal sendiri.
Faktor paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisis dalam menilai posisi
keuangan dan potensi atau kemajuankemajuan
perusahaan
adalah sebagai berikut.
A. LIKUIDITAS
Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih.
1.Current Ratio
Current
Ratio adalah perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar.Current
Ratio menunjukkan tingkat keamanan
(margin
of safety) kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutang
tersebut (Munawir, 1995).
RUMUS = Current
Ratio =
(Hutang Lancar
/Aktiva Lancar
)x 100%
2) Acid Test Ratio
Acid
Test Ratio sering juga disebut sebagai Quick
Ratio yaitu perbandingan
antara (aktiva lancar-persediaan) dengan hutang lancar.Untuk menghitung Acid Test Ratio dapat
digunakan rumus berikut ini :
Acid Test Ratio = ((Aktiva Lancar
– Persediaan)/Hutang Lancar) x 100%
3) Working Capital to Total
Assets Ratio
Working
Capital to Total Assets Ratio adalah perbandingan antara jumlah modal kerja (aktiva
lancar-hutang lancar) dengan total
aktiva
(Riyanto, 1995). Rumus
untuk menghitung Working Capital to
Total
Assets Ratio adalah sebagai berikut :
Working
Capital to Total Assets Ratio = (Modal Kerja / Total Aktiva ) x 100%
B. SOLVABILITAS
Solvabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban
keuangan jangka pendek maupun jangka
panjang. Suatu perusahaan dikatakan solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva
atau kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang-hutangnya, apabila jumlah aktivanya tidak cukup atau lebih kecil dari
jumlah hutangnya, berarti perusahaan
tersebut
dalam keadaan insolvable (Munawir, 1995).
1) Debt to Assets Ratio
Debt to Assets Ratio adalah
perbandingan jumlah seluruh hutang
perusahaan terhadap kekayaan atau aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini mengukur persentase
penggunaan dana yang berasal
dari kreditur (Riyanto, 1995). Rumus untuk menghitung Debt
to
Assets Ratio adalah sebagai berikut.
RUMUS
: Debt to Assets Ratio = (Total
Hutang / Total Aktiva)
x
100%
2) Equity to Debt Ratio
Equity to Debt Ratio atau
Networth to Total Debt adalah
perbandingan
antara jumlah modal sendiri perusahaan dengan jumlah seluruh hutang (baik jangka pendek
maupun jangka panjang).Berikut ini adalah
rumus
untuk menghitung Equity to Debt Ratio.
RUMUS
: Equity to Debt Ratio = ( Total Modal Sendiri / Total Hutang ) x100%
C. RENTABILITAS
Rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan
kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas
suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya
secara produktif, dengan demikian
rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan memperbandingkan laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah
aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut (Munawir, 1995).
1) Total Assets Turnover
Total Assets Turnover adalah
rasio yang membandingkan antara
jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahan terhadap penjualan yang diperoleh
selama periode tersebut. Rasio ini
menunjukkan
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk
menghasilkan “revenue” (Riyanto, 1995). Untuk
menghitung Total Assets Turnover dapat digunakan rumus sebagai berikut.
RUMUS
: Total Assets Turnover = Penjualan / Total
Aktiva = ….X
2) Gross Margin Ratio
Gross
Margin Ratio merupakan rasio atau perimbangan antara gross profit (laba
kotor) yang diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan
yang dicapai pada periode yang sama. Rasio ini menggambarkan
laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila rasio ini dikurangkan
terhadap angka 100% maka akan menunjukkan
jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan laba bersih (Munawir, 1995). Rumus
untuk menghitung Gross Margin
Ratio
adalah
sebagai berikut.
RUMUS
: Gross Margin Ratio = ( Laba kotor / Penjualan ) x 100%
3) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas Ekonomi adalah perbandingan antara
keuntungan sebelum
biaya bunga dan pajak (EBIT) dengan seluruh aktiva atau kekayaan perusahaan.
RUMUS : Rentabilitas Ekonomi = (EBIT / Total Aktiva) x
100%
Berdasarkan
hasil analisis di atas dapat dinilai tingkat rasio likuiditas, & solvabilitas menurut SK Menteri Keuangan RI No. 740/KMK.00/1989. Kriteria penilaiannya adalah berikut ini :
ü Sehat sekali bila dalam 3 (tiga)
tahun terakhir memiliki rentabilitas di atas
12%, likuiditas di atas 150%, dan solvabilitas di atas200%.
ü Sehat bila dalam 3 (tiga) tahun
terakhir memiliki rentabilitas di atas 8%
s/d 12%, likuiditas di atas 100% s/d 150%, dan solvabilitas di atas 150% s/d 200%.
ü Kurang sehat bila dalam 3 (tiga)
tahun terakhir memiliki rentabilitas di atas
5% s/d 8%, likuiditas di atas 75% s/d 100%, dan solvabilitas di atas 100% s/d 150%.
ü Tidak sehat bila dalam 3 (tiga)
tahun terakhir memiliki rentabilitas sama
dengan atau kurang dari 5%, likuiditas sama dengan atau kurang dari 75%, dan solvabilitas sama
dengan atau kurang dari 100%.
ANALISIS
Laporan
keuangan PT SEMEN GRESIK TAHUN 1999-2001 (million rupiah)




Total
Assets 7.203.340 7.502.821 8.763.075
Current
Assets of wich 1.734.995 2.274.954 3.999.054
Cash on hand and in banks 614.456 768.954 2.019.783
Time deposits -
58.631 341.988
Trade receivables 368.699 624.372 716.884
Inventories 538.093 685.798 769.957
Investments 46.037 57.701 34.197
Fixed
Assets 5.139.597 4.833.520 4.604.937
Other
Assets 282.711 336.646 124.887
Liabilities 4.463.912 4.498.267 5.601.461
Current
Liabilities of wich 1.299.953 1.182.146 3.185.261
Trade payable 89.380
130.546 125.216
Taxes payable 111.513 17.579 45.354
Current maturities 781.935 558.203 2.432.802
of long-term debt
Long-term
Liabilities of wich 3.134.876 3.280.132 2.372.488
Bank borrowings 860.180 1.067.131 1.275.231
Government of Indonesia 220.742 202.270 178.330
Minority
Interest in Subsidiaries
29.083 35.989 43.712
Shareholders’
Equity 2.739.428 2.981.248
3.161.61
Paid-up
capital 593.152 593.152 593.152
Paid-up
capital in excess
1.252.066 1.247.355 1.247.355
of
par value
Retained
earnings 894.210 1.140.741
1.321.107
Net Sales 3.091.660 3.596.410 4.659.202
Cost
of Goods Sold 1.864.895 2.202.978 2.860.884
Gross
Profit 1.226.765 1.393.432 1.798.318
Operating
Expenses 483.805 611.877 816.577
Operating
Profit 742.960 781.555 981.741
Other
Income (Expenses) (362.491) (335.374) (509.848)
Profit
before Taxes 380.469 446.181 471.893
Profit after Taxes 240.586 342.763 317.467
*sumber : Indonesia Capital market directory 2002
PT.
INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
Summary
of Financial Statement.
1999 2000 2001
Total Assets 9.859.534 11.649.037
11.930.019
Current Assets of
wich 1.894.625 1.291.630 1.527.989
Cash on hand and
in banks
869.981 260.136 255.872
Time deposits - 65.582 26.600
Trade
receivables 133.199 225.868 244.572
Inventories 464.544 562.090 828.045
Investments 319.561 326.289 341.793
Fixed Assets 7.051.851 8.691.188 8.732.180
Other Assets 593.497 1.339.930 1.328.057
Liabilities 8.391.641
10.526.773 9.166.932
Current
Liabilities of wich 8.361.119 376.410 720.333
Short-term
debt 5.000
Taxes payable 59.123 78.029
148.641
Current maturities 6.970.289 8.444 357.462
of long-term
debt
Long-term
Liabilities 24.891 10.150.363 8.446.599
Minority
Interest in Subsidiaries
5.631
Shareholders’ Equity 1.467.893 1.122.264 2.763.088
Paid-up capital 1.207.227
593.152 593.152
Paid-up capital in
excess 172.329 1.247.355
1.247.355
of par value
Retained earnings 88.337 1.140.741
1.321.107
Net Sales 1.758.966 2.447.973 3.453.411
Cost of Goods Sold 1.123.913 1.439.388 2.370.743
Gross Profit 635.053 1.008.585
1.082.668
Operating Expenses 264.112 303.186 410.602
Operating Profit 370.941 705.399 672.067
Other Income (Expenses) 385.348 (1.958.744) (778.116)
Profit (loss) before
Taxes 756.290 (1.253.344) (106.049)
Profit (loss) after Taxes 521.108 (877.775) (63.129)
*sumber
: Indonesia Capital Market Directory 2002
Analisis
Kinerja Keuangan Berdasarkan SK Mneteri Keuangan RI No. 740/KMK.00/1989
A. PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk
Tabel III.3
Hasil Perhitungan

Rasio Tahun Nilai Rata-rata
Current Ratio 1999 133,47%
2000 192,44% 150,49%
2001 125,55%
Acid Test Ratio 1999 92,07%
2000 134,40% 109,28%
2001 101,38%
Working capital total 1999 6,04%
Asset Ratio 2000 14,57% 9,97% 2001 9,29%
Likuiditas = (150,49 % + 109,28 % + 9,97 %) : 3
= 89,91 % : 3 = 29,97 %
Berdasarkan
perhitungan di atas, likuiditas PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
menunjukkan angka 29,97%. Hasil tersebut dapat digolongkan
dalam kategori tidak sehat karena selama tiga tahun terakhir PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk. mempunyai likuiditas kurang dari 75%.
Tabel
III.4
Hasil
Perhitungan
Rasio
Solvabilitas PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
Rasio
Tahun Nilai Rata-rata
1999 61,97%
Debt
to Assets Ratio 2000 59,95% 61,95%
2001 63,92%
1999 61,37%
Equity
to Debt Ratio 2000 66,28% 61,36%
2001 56,44%
Solvabilitas = (61,95 % +
61,63 %) : 2
=
123,31 % : 2 = 61,66 %
Berdasarkan
perhitungan di atas solvabilitas adalah sebesar 61,66%, hasil
tersebut dapat dikategorikan tidak sehat karena selama tiga tahun
terakhir perusahaan mempunyai solvabilitas kurang dari 100%.
B. PT.
Indocement Tunggal Prakarsa
Tabel III.5
Hasil perhitungan
Rasio Likuiditas PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Rasio Tahun Nilai Rata-rata
Current ratio 1999 22,66%
2000 343,13% 192,64%
2001 212,12%
Acid test ratio 1999 17,10%
2000 193,82% 102,67%
2001 97,10%
Working Capital to Total 1999 (65,59%)
Asset ratio 2000 7,86% (16,99%)
2001 6,77%
Likuiditas = (192,64 % + 102,67 % + (16,99 %)) : 3
= 278,32 % : 3
= 92,77 %
Berdasarkan
perhitungan di atas likuiditas PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk. adalah sebesar 92,77%, hasil tersebut dapat dikategorikan kurang
sehat karena likuiditasnya berada di atas 75% s/d 100%.
Tabel
III. 6
Hasil
Perhitungan
Rasio Solvabilitas PT. Indocement Tunggal Prakarsa
Tbk.
Rasio Tahun
Nilai Rata-Rata
1999 85,11%
Debt to Assets Ratio 2000 90,37%
84,11%
2001 76,84%
1999 17,49%
Equity to Debt Ratio 2000 10,66%
19,43%
2001 30,14%
Solvabilitas = (84,11 % + 19,43 %) : 2
= 103,54 % : 2
= 51,77 %
Berdasarkan
perhitungan di atas, solvabilitas PT. Indocement menunjukkan
angka 51,77%. Hasil tersebut dapat digolongkan dalam kategori tidak sehat karena
selama tiga tahun terakhir perusahaan mempunyai
solvabilitas kurang dari 100%.
BAB. IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
Likuiditas perusahaan
termasuk dalam kategori tidak sehat karena likuiditas
perusahaan ini adalah sebesar 29,97%, sedangkan menurut SK
Menteri Keuangan RI No. 740/KMK.00/1989 likuiditas kurang dari
75% termasuk dalam kategori tidak sehat. Bila dilihat dari ratarata industri
likuiditas perusahaan ini selama tahun 1999 dan 2000 selalu
di atas rata-rata. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
perusahaan untuk melunasi kewajibannya apabila perusahaan
dilikuidasi lebih tinggi dari kedua perusahaan lainnya.
Solvabilitas PT. Semen
Gresik termasuk dalam kategori tidak sehat karena solvabilitasnya
sebesar 61,66%, sedangkan menurut SK Menteri Keuangan RI No.
740/KMK.00/1989 solvabilitas kurang dari 100% termasuk dalam
kategori tidak sehat. Dilihat dari rata-rata industri debt to
total assets ratio perusahaan
ini selalu berada di bawah rata-rata, sedangkan equity
to debt rationya selalu berada di atas rata-rata. Hal ini
menunjukan bahwa persentase penggunaan dana yang berasal dari kreditur
se makin kecil.
2.
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Likuiditas PT. Indocement
menunjukkan angka 92,77% sehingga dapat dikategorikan
kurang sehat, karena menurut SK Menteri Keuangan RI No.
740/KMK.00/1989 likuiditas di atas 75% s/d
100% termasuk dalam kategori kurang sehat.
Solvabilitas perusahaan
termasuk dalam kategori tidak sehat karena solvabilitasnya
sebesar 51,77%, sedangkan menurut SK Menteri Keuangan RI No.
740/KMK.00/1989 solvabilitas kurang dari 100% termasuk dalam
kategori tidak sehat. Solvabilitas perusahaan ini berada di bawah
PT. Semen Gresik.
Berdasarkan
kesimpulan yang telah diuraikan di atas maka kami dapat
menyimpulkan urutan perusahaan semen yang mempunyai kinerja terbaik
selama tahun 1999-2001 adalah sebagai berikut
1.
PT.
Semen Gresik (Persero) Tbk.
2.
PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
B. SARAN
1.
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk.
ü Likuiditas dapat
ditingkatkan dengan membiayai hutang lancarnya dengan pinjaman
jangka panjang.
ü Mengurangi
biaya-biaya operasional sehingga dapat meningkatkan laba
perusahaan.
2. PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk.
ü Memperbaiki
likuiditas perusahaan dengan cara menjual sebagian aktiva
tetap perusahaan sehingga dapat menambah aktiva lancarnya.
ü Meminimalkan
biaya-biaya operasional perusahaan sehingga dapat meningkatkan
labanya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://eprints.uns.ac.id/2640
http://academia.edu/934506/ANALISIS_LAPORAN_KEUANGAN_PERUSAHAAN_SEMEN
Horngren,
Charles. T, Harrison Walter T. Harrison dan Michael A. Robinson. 1989.
“Accounting”. Edisi 6. New Jersey: Prentice Hall. Simon and Scuster
Company Englewood Cliffs.
Irhami, Muhammad
Lutfi. 2002. “Analisis Likuiditas, Solvabilitas, dan Rentabilitas
pada PT. Gudang Garam Tbk. Tahun 1995-1999”. Tugas Akhir
D3 FE UNS. Tidak dipublikasikan.
Kartikasari,
Ary. 2001. “Analisis Likuiditas dan Solvabilitas serta Rentabilitas pada
PT. (Persero) Garuda Indonesia”. Tugas Akhir D3 FE UNS. Tidak
dipublikasikan.
Munawir, S.
1995. “Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta: Liberty. Rachmawati,
Farida. 2000. “Analisis Kinerja Keuangan PT. Dankos Laboratories Jakarta
Tahun 1987-1989”. Tugas
Akhir D3 FE UNS. Tidak dipublikasikan.
Rahardjo, Budi.
2001. “Akuntansi dan Keuangan untuk Manager Non Keuangan”. Edisi
1. Yogyakarta: Andi.
Baridwan, Zaki.
1992. “Intermediate Accounting”. Edisi 7. Yogyakarta: BPFE.
Bastian, Indra.
2002. “Privatisasi di Indonesia (Teori dan Implementasi)”. Jakarta:
Salemba Empat.
Djarwanto. 1981.
“Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan”. Yogyakarta: BPFE.
Riyanto,
Bambang. 1995. “Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan”. Edisi 4.
Yogyakarta:
BPFE.
Rumiyanto, Andy.
2002. “Analisis Rasio Untuk Menilai Kinerja PT. Bentoel International
Investama Tbk. Periode 1996-2000”. Tugas Akhir D3 FE UNS.
Tidak dipublikasikan.
Sartono, Agus.
2001. “Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi)”. Edisi 4. Yogyakarta:
BPFE.
Siswanto. 2003.
“Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Perikanan dan Perkebunan
yang Listing di Bursa Efek Jakarta Selama Tahun 1998, 1999,
dan 2000”.
Tugas Akhir D3 FE UNS. Tidak dipublikasikan.
----------.
2002. “Indonesian Capital Market Directory 2002”. Jakarta: Institute for Economics
and Financial Research.
1 comments
ka mau tanya, berdasarkan keputusan mentri itukan buat bumn. kalau bukan bumn gimana ??
ReplyDelete