Jatuh Cinta Diam-Diam Part 4
Part 3 jatuh cinta diam-diam :
Part 1 Prolog
Part 2
Part 3
“Kalau
ngeluh terus kapan selesainya”
Suara
itu. Adel menenggakkan lehernya. Ia menoleh kebelakang. Dari arah pinggir
lapangan muncul siswa misterius itu. Cowok tampan yang tadi, dia kembali untuk
menolong Adel. Adel melayang, perasaan jengkel, kecewa berganti menjadi
perasaan senang, dan tidak berapa lama diganti dengan perasaan khawatir.
Khawatir dengan PENAMPILANNYA!
Seluruh
badannya penuh dengan basah peluh keringatnya.wajahnya cemong samar akibat
debu. Adel bagaikan rakyat jelata yang bertemu dengan seorang pangeran tampan.
“Hey
kok malah bengong, bantuin dong”
Adel
tersentak . Cowok itu berdiri di depan Adel tanpa permisi sambil
melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Adel. Hal itu membuat Adel tersadar
dan bangun dari lamunannya.
“Eh..
ii-iyaa maaf “ ucap Adel gugup. Si Tampan ini membantu Adel membersih kan
lapangan sekolah sampai selesai. Belum sempat Adel mengucapkan rasa terimakasihnya
lelaki itu sudah pergi duluan.
“Te-terimakasih”
teriak Adel. Si Tampan hanya memberikan senyumnya.
PART 4
Lita menghampiriku yang sedang duduk di
teras kelas dan memberiku sebotol minuman dingin.
“Del
sabar yaa,, nih minum dulu” ucap Lita sambil menyodorkan minuman pada Adel.
Dengan sekejap Adel menghabiskan satu botol minuman itu karna terlalu hausnya.
“Ahh..
“ Adel mendesah. Wajah nya bersemu merah, ia senyum-senyum sendiri seperti
orang gila.
“Del..are
you okay ?” Lita menyipitkan matanya
“I’m
okay, very okay” Senyum adel semakin mengembang wajahnya bersemu merah. “Aaaa, Lita..
aku seneng banget, tadi dia bantu aku bersihin lapangan sekolahh” Adel
melompat-lompat kegirangan.
“Dia..?”
“Iyaa
dia,…”
“Dia
siapa?”Tanya Lita penasaran
“Itu
loh si Keren..”
“Ihh
siapa sih, kamu bikin aku kepo tau”
“Pokoknya
diaa..Aaa padahal dia lagi ga dihukum tapi dia mau bantuin aku” Adel memegang
kedua pipinya
“Ihh
siapa del jawab del jawab” tanya Lita dengan tatapan menyelidiki, Adel hanya
menebarkan senyum, Lita pun segera mengelitiki Adel.
“Ampun
taa ampun geli tau haha,” ucap Adel
setengah memohon.
Ketika
Adel dan Lita sedang bercanda ria, tawa mereka sempat terhenti karna ada tiga
orang yang memandang mereka berdua dengan tatapan yang sangat sinis. Tidak lain
dan tidak bukan mereka adalah Dini, Maya dan Savira. Mereka adalah teman satu
kelas Adel dan Lita. Dulu waktu awal masuk sekolah mereka lumayan dekat bahkan
sangat dekat dengan Adel terutama dengan Dini dan Maya kemana-mana mereka
selalu bertiga. Tapi entah kenapa mereka tiba-tiba menjauhi Adel kemudian baik
kembali begitu seterusnya mereka memperlakukan Adel.
Sampai
suatu ketika, Adel mendengar sendiri dari teman-temannya bahwa Dini, Maya dan
Savira menjelek-jelekkan Adel di dunia maya bahkan bukan di dunia maya saja,
bahkan waktu kerja kelompok pun mereka membicarakan Adel. Adel terkejut dengan
berita tersebut, yap marah, kesal, geram, sedih semua berkecamuk di dalam diri
Adel tapi ia berusaha menahan emosinya dan tidak membalas semua perbuatan
temannya yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya itu. Adel sempat menanyakan
pada mereka kenapa mereka memperlakukan dia seperti itu menjauhi Adel tanpa
sebab,tapi jawaban mereka begitu acuh tak acuh mereka hanya bilang “mungkin itu
cuma perasaan kamu”.
Sampai
akhirnya Adel lelah dengan semua kelakuan teman-temannya itu. Akhirnya Perlahan
tapi pasti Adel mulai menarik diri dari kehidupan mereka. Sampai akhirnya
posisi Adel di gantikan oleh Savira. Adel engga pernah menyangka bahwa teman
yang sudah dia anggap sebagai sahabat itu bisa menjadi musuh dalam selimut.
Bahkan dulu Adel, Dini, dan Maya sempat membuat janji bahwa mereka akan
bersahabat selamanya, yap itu dulu bukan sekarang. Adel tak pernah menyimpan
dendam pada mereka Adel tetap bersikap ramah pada mereka sampai saat ini.
Adel
hanya melepaskan senyum pada Dini, Maya, dan Savira. Tapi mereka malah membuang
muka.
“Del
ngapain sih kamu senyum sama mereka, mereka aja gak senyum sama kamu” ucap Lita
setengah berbisik.
“Udahlah
ga usah di bahas lagi, mending kita kekantin aja yuk” Ajak Adel sambil
merangkul Lita. Mereka berdua berhenti di kantin bunda. Seperti biasa mereka
berdua memesan 2 porsi nasi goreng dan 2 gelas es teh manis.
“Eh
kamu masih hutang penjelasan sama aku, siapa si Tampan dan Keren itu?” kedua
mata Lita menyipit seakan menyelidik.
“Sebenernya..”
kata-kata Adel tiba-tiba terputus karna sosok pemandangan pria tampan, wajahnya
bersemu merah.
“Eh
siapa del “ ucap Lita sambil terus menggoyang-goyangkan bahu Adel “Bikin kepo tau”
“Ehh..
emm itu ada di belakang kamu” ucap adel gugup. Ketika kedua pandangan saling
bertemu, Adel buru-buru menundukkan kepalanya Adel merasakan pipinya seakan
memanas mungkin wajahnya sekarang sudah seperti udang rebus.
“Yang
benar saja..” Lita mendengus kemudian menatap Adel dalam-dalam. “Itu orang
nya?” lanjut Lita. Adel hanya
menganggukkan kepalanya, matanya tetap mencoba mencuri-curi pandang pada lelaki
itu, banyak pertanyaan yang sudah bergelayut di kepala Adel tentang Andre yang
sebenarnya ingin Adel tanyakan pada Lita.
“Dia
itu kan Andreas Putra Pratama, kelas 10.3” bisik Lita
“Hah,
kok kamu tau?”
“Iya
dulu aku itu satu mos sama dia “ jawab Lita. “Oya? Terus dia gimana?” Adel
menatap Lita penuh tanya. “Ya ga gimana-gimana, dia orangnya pinter, lumayan
baik setau aku sih dia udah punya pacar”. Wajah Adel berubah seketika yang
tadinya senyum sumringah jadi sedikit suram, Adel mengerucutkan bibirnya kesal.
“Tapi kayanya playboy deh, mending kamu cari cowok lain aja gimana?” lanjut
Lita mencoba menghibur Adel. Adel hanya melepaskan senyum tipis dan anggukan
pelan.
Akhirnya
pesanan Adel dan Lita pun datang. “Ini neng nasi goreng sama es teh manisnya”
“Makasih
bun” jawab mereka serentak,
“Udah
ah jangan galau, dari pada galau mending kita makan aja” ucap Lita sambil
menatap Adel dalam seakan memberi kode pada Adel untuk segera menghabiskan nasi
goring yang aromanya mulai menggoda ini. Dengan sigap mereka berdua
menghabiskan nasi goreng itu tanpa sisa sedikitpun.
**
Adel merebahkan tubuh mungilnya di atas
tempat tidur, dia mengela nafas panjang. “Hmmm,.. Andreas Putra Pratama
nama yang bagus”. Adel mengejapkan kedua
matanya, hingga akhirnya terlelap tidur.
Bulan sudah berganti posisi dengan
matahari, ayampun mulai berkokok. Pagi ini Adel bangun lebih pagi agar tidak
terlambat seperti kemarin.
*Tuuuuttt*
Adel
bergegas menghampiri handphone nya yang bergetar dengan lampu LED menyala
menandakan ada SMS masuk.
“Del cepet keluar aku udah di depan nih, nanti
kita telat lagi” Isi SMS dari Lita
“Ok, tunggu sebentar, telat ngapain hari
ini kan hari minggu..” balas Adel, Lita anaknya memang sangat rajin dan
disiplin dia juga pintar,tapi terkadang karna terlalu pintarnya jadi terlihat
bodoh.
Adel
segera menuju ke depan “Mah, aku pergi dulu yaa, mau cari buku sama Lita”
“Yaudah
hati-hati ya sayang”
“iyaa,
mah “ jawab Adel
Dengan
langkah kaki yang terburu-buru Adel menghampiri mobil Lita yang parkir di depan
rumahnya.
“Lama
banget sih kamu, janjinya jam berapa, jadi ngaret deh” gerutu Lita
“Iyaa
maaf, kan Cuma telat sebentar taa, emangnya kita mau kemana sih ta? Tanya adel
“Kita
kan mau ke toko buku del,..” jawab lita
“Toko
buku?”
“Iyaa,
jangan bilang kalo kamu lupa, besok kan kitan ujian kenaikan kelas untuk
penentuan masuk ipa/ips” jelas Lita
“Oh
iyaa yaa, hehee, “ jawab Adel sekenanya
Sesampainya
di toko buku Lita langsung menyerbu beberapa buku tentang IPA. “Itu mau kamu
beli semua Ta?” tanya Adel heran.
“Iyaa
dong kan buat persiapan dell”
“Setau
aku kamu kan udah punya banyak yang kaya gitu taa”
Lita
tak menghiraukan ocehan Adel, dia hanya manggut-manggut agar Adel tidak berisik
mengganggu dia.
“Taaaa,
laperr nihh makan yuk” ucap Adel sambil menggoyang-goyangkan tubuh Lita. Lita tak
menghiraukan permintaan Adel dia tetap berkutat pada buku-buku tebal IPA nya.
“Taa
ayoo,” ucap Adel sambil mengambil buku yang sedang di baca Lita.
“Iyaa
iyaa, bawel banget sih kamu pikirannya makan terus“ jawab Lita kesal. Adel
tertawa cengengesan dia senang telah membuat Lita geram. Sesampainya di tempat
makan Adel memesan sepiring nasi goreng dan segelas jus mangga. Ia heran
mengapa Lita yang sudah pandai masih saja mengutak ngatik buku nya.
“Taa
kamu itu sudah pasti masuk IPA kamu kan pinter”
“Iya
sih tapi aku masih ragu dan harus berusaha” ucap Lita sambil membolak-balikkan
halaman buku. Lita memang termauk anak yang cerdas sekaligus ambisius dalam hal
belajar.
“Kamu
ga bosen apa dari tadi ngutak-ngatik itu buku terus” tanya Adel . Lita hanya
mengangguk-nganggukkan kepalanya. “Taaaaa, kamu dengerin aku ga sihh”.
“Dari pada ngomong terus mending kamu
makan es-krim ku” Lita menyumbat mulut Adel dengan sesendok es-krim
miliknya.
“Ihhh Litaa jail banget sih , tapi
enak ko” jawab Adel “Yehhh dasarr “ Lita menoyor kepala Adel. “Aduh” wajah Adel manyun sambil memegangi
kepalanya, melihat wajah Adel yang manyun Lita menjadi tidak enak sendiri. “
Maaf del aku bercanda” ucap Lita. “Iyaa aku tau ko “ jawab Adel cengengesan
dengan wajah idiotnya.
“Dasar idiot,.” Ucap Lita bercanda
“Oh ya by the way ta, emangnya si
Andre itu mantannya savira ya?” tanya sedikit canggung Adel.
“Iya emangnya kenapa? Cemburu yaa?” Jawab
lita dengan nada yang dibuat-buat
“Ihh engga ko Cuma nanya aja” jawab
Adel sekenanya
“Masa sihh? Oh ya ngomong-ngomong
kamu emang beneran suka sama Andre?” tanya Lita penasaran
“Emmm.. sedikit sih,” jawab Adel
singkat
“Serius? Kalo ternyata Andre sekarang
udah punya pacar gimana? Tanya Lita menggoda. “Emm.. bukan urusan aku juga
kali, emang kenapa sih?” wajah Adel bersemu merah.
“Serius nih hayooo, “ Lita terus
menggoda Adel , sampai-sampai wajah Adel memerah seperti udang. “Apaan sih taa,
udah dong”. Ketika mereka sedang asik bercanda
ada seseorang yang membuat pandangan Lita terhenti sejenak.
“Del.. itu bukannya Andre ya?” ucap
Lita sambil menunjuk-nunjuk lelaki itu
“Mana?” Adel memalingkan wajahnya
kekanan kekiri mencari kearah tempat lelaki itu berdiri .
“Tuh kan bener itu Andre, kayanya dia
sama pacarnya deh” Lita memindah kan pandangannya dari Andre ke Adel, dan Lita
melihat perubahan wajah Adel yang semula ceria menjadi wajah cemburu. “Sabar ya
del” ucap Lita menenangkan.
“Del pulang yuk, udah siang nih aku
di suruh jemput mamah”
“Oh yaudah kamu pulang duluan aja aku
masih mau cari sesuatu dulu” jelas Adel. Setelah Lita pergi Adel memusatkan
kembali pandangannya kearah tempat tadi, dengan mengendam-ngendap layaknya
maling jemuran Adel mengikuti Andre yang sedang jalan bersama pacarnya. Rupanya sekarang Adel mempunyai hobi baru
yaitu mengikuti kemanapun Andre pergi entah itu bersama pacarnya ataupun tidak.
TBC............................................
0 comments