­

Jatuh Cinta Diam-Diam Part 4

by - 8:33 AM


Part 3 jatuh cinta diam-diam :

 Part 1 Prolog
 Part 2
Part 3 

“Kalau ngeluh terus kapan selesainya”
Suara itu. Adel menenggakkan lehernya. Ia menoleh kebelakang. Dari arah pinggir lapangan muncul siswa misterius itu. Cowok tampan yang tadi, dia kembali untuk menolong Adel. Adel melayang, perasaan jengkel, kecewa berganti menjadi perasaan senang, dan tidak berapa lama diganti dengan perasaan khawatir. Khawatir dengan PENAMPILANNYA!

Seluruh badannya penuh dengan basah peluh keringatnya.wajahnya cemong samar akibat debu. Adel bagaikan rakyat jelata yang bertemu dengan seorang pangeran tampan.
            “Hey kok malah bengong, bantuin dong” 

Adel tersentak . Cowok itu berdiri di depan Adel tanpa permisi sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Adel. Hal itu membuat Adel tersadar dan bangun dari lamunannya. 
“Eh.. ii-iyaa maaf “ ucap Adel gugup. Si Tampan ini membantu Adel membersih kan lapangan sekolah sampai selesai. Belum sempat Adel mengucapkan rasa terimakasihnya lelaki itu sudah pergi duluan.
“Te-terimakasih” teriak Adel. Si Tampan hanya memberikan senyumnya.

PART 4 
Lita menghampiriku yang sedang duduk di teras kelas dan memberiku sebotol minuman dingin.
“Del sabar yaa,, nih minum dulu” ucap Lita sambil menyodorkan minuman pada Adel. Dengan sekejap Adel menghabiskan satu botol minuman itu karna terlalu hausnya.
“Ahh.. “ Adel mendesah. Wajah nya bersemu merah, ia senyum-senyum sendiri seperti orang gila.


“Del..are you okay ?” Lita menyipitkan matanya
“I’m okay, very okay” Senyum adel semakin mengembang wajahnya bersemu merah. “Aaaa, Lita.. aku seneng banget, tadi dia bantu aku bersihin lapangan sekolahh” Adel melompat-lompat kegirangan.
“Dia..?”
“Iyaa dia,…”
“Dia siapa?”Tanya Lita penasaran
“Itu loh si Keren..”
“Ihh siapa sih, kamu bikin aku kepo tau”
“Pokoknya diaa..Aaa padahal dia lagi ga dihukum tapi dia mau bantuin aku” Adel memegang kedua pipinya
“Ihh siapa del jawab del jawab” tanya Lita dengan tatapan menyelidiki, Adel hanya menebarkan senyum, Lita pun segera mengelitiki Adel.

“Ampun taa ampun geli tau haha,”  ucap Adel setengah memohon.
Ketika Adel dan Lita sedang bercanda ria, tawa mereka sempat terhenti karna ada tiga orang yang memandang mereka berdua dengan tatapan yang sangat sinis. Tidak lain dan tidak bukan mereka adalah Dini, Maya dan Savira. Mereka adalah teman satu kelas Adel dan Lita. Dulu waktu awal masuk sekolah mereka lumayan dekat bahkan sangat dekat dengan Adel terutama dengan Dini dan Maya kemana-mana mereka selalu bertiga. Tapi entah kenapa mereka tiba-tiba menjauhi Adel kemudian baik kembali begitu seterusnya mereka memperlakukan Adel.

Sampai suatu ketika, Adel mendengar sendiri dari teman-temannya bahwa Dini, Maya dan Savira menjelek-jelekkan Adel di dunia maya bahkan bukan di dunia maya saja, bahkan waktu kerja kelompok pun mereka membicarakan Adel. Adel terkejut dengan berita tersebut, yap marah, kesal, geram, sedih semua berkecamuk di dalam diri Adel tapi ia berusaha menahan emosinya dan tidak membalas semua perbuatan temannya yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya itu. Adel sempat menanyakan pada mereka kenapa mereka memperlakukan dia seperti itu menjauhi Adel tanpa sebab,tapi jawaban mereka begitu acuh tak acuh mereka hanya bilang “mungkin itu cuma perasaan kamu”.



Sampai akhirnya Adel lelah dengan semua kelakuan teman-temannya itu. Akhirnya Perlahan tapi pasti Adel mulai menarik diri dari kehidupan mereka. Sampai akhirnya posisi Adel di gantikan oleh Savira. Adel engga pernah menyangka bahwa teman yang sudah dia anggap sebagai sahabat itu bisa menjadi musuh dalam selimut. Bahkan dulu Adel, Dini, dan Maya sempat membuat janji bahwa mereka akan bersahabat selamanya, yap itu dulu bukan sekarang. Adel tak pernah menyimpan dendam pada mereka Adel tetap bersikap ramah pada mereka sampai saat ini.
Adel hanya melepaskan senyum pada Dini, Maya, dan Savira. Tapi mereka malah membuang muka.
“Del ngapain sih kamu senyum sama mereka, mereka aja gak senyum sama kamu” ucap Lita setengah berbisik.
“Udahlah ga usah di bahas lagi, mending kita kekantin aja yuk” Ajak Adel sambil merangkul Lita. Mereka berdua berhenti di kantin bunda. Seperti biasa mereka berdua memesan 2 porsi nasi goreng dan 2 gelas es teh manis.
“Eh kamu masih hutang penjelasan sama aku, siapa si Tampan dan Keren itu?” kedua mata Lita menyipit seakan menyelidik.
“Sebenernya..” kata-kata Adel tiba-tiba terputus karna sosok pemandangan pria tampan, wajahnya bersemu merah.

“Eh siapa del “ ucap Lita sambil terus menggoyang-goyangkan bahu Adel  “Bikin kepo tau”
“Ehh.. emm itu ada di belakang kamu” ucap adel gugup. Ketika kedua pandangan saling bertemu, Adel buru-buru menundukkan kepalanya Adel merasakan pipinya seakan memanas mungkin wajahnya sekarang sudah seperti udang rebus.

“Yang benar saja..” Lita mendengus kemudian menatap Adel dalam-dalam. “Itu orang nya?”  lanjut Lita. Adel hanya menganggukkan kepalanya, matanya tetap mencoba mencuri-curi pandang pada lelaki itu, banyak pertanyaan yang sudah bergelayut di kepala Adel tentang Andre yang sebenarnya ingin Adel tanyakan pada Lita.

“Dia itu kan Andreas Putra Pratama, kelas 10.3” bisik Lita
“Hah, kok kamu tau?”
“Iya dulu aku itu satu mos sama dia “ jawab Lita. “Oya? Terus dia gimana?” Adel menatap Lita penuh tanya. “Ya ga gimana-gimana, dia orangnya pinter, lumayan baik setau aku sih dia udah punya pacar”. Wajah Adel berubah seketika yang tadinya senyum sumringah jadi sedikit suram, Adel mengerucutkan bibirnya kesal. “Tapi kayanya playboy deh, mending kamu cari cowok lain aja gimana?” lanjut Lita mencoba menghibur Adel. Adel hanya melepaskan senyum tipis dan anggukan pelan.
Akhirnya pesanan Adel dan Lita pun datang. “Ini neng nasi goreng sama es teh manisnya”
“Makasih bun” jawab mereka serentak,
“Udah ah jangan galau, dari pada galau mending kita makan aja” ucap Lita sambil menatap Adel dalam seakan memberi kode pada Adel untuk segera menghabiskan nasi goring yang aromanya mulai menggoda ini. Dengan sigap mereka berdua menghabiskan nasi goreng itu tanpa sisa sedikitpun.



**
Adel merebahkan tubuh mungilnya di atas tempat tidur, dia mengela nafas panjang. “Hmmm,.. Andreas Putra Pratama nama  yang bagus”. Adel mengejapkan kedua matanya, hingga akhirnya terlelap tidur.
Bulan sudah berganti posisi dengan matahari, ayampun mulai berkokok. Pagi ini Adel bangun lebih pagi agar tidak terlambat seperti kemarin.
*Tuuuuttt*
            Adel bergegas menghampiri handphone nya yang bergetar dengan lampu LED menyala menandakan ada SMS masuk.
 “Del cepet keluar aku udah di depan nih, nanti kita telat lagi” Isi SMS dari Lita
“Ok, tunggu sebentar, telat ngapain hari ini kan hari minggu..” balas Adel, Lita anaknya memang sangat rajin dan disiplin dia juga pintar,tapi terkadang karna terlalu pintarnya jadi terlihat bodoh.
Adel segera menuju ke depan “Mah, aku pergi dulu yaa, mau cari buku sama Lita”
“Yaudah hati-hati ya sayang”
“iyaa, mah “ jawab Adel
Dengan langkah kaki yang terburu-buru Adel menghampiri mobil Lita yang parkir di depan rumahnya.
“Lama banget sih kamu, janjinya jam berapa, jadi ngaret deh” gerutu Lita
“Iyaa maaf, kan Cuma telat sebentar taa, emangnya kita mau kemana sih ta? Tanya adel
“Kita kan mau ke toko buku del,..” jawab lita
“Toko buku?”
“Iyaa, jangan bilang kalo kamu lupa, besok kan kitan ujian kenaikan kelas untuk penentuan masuk ipa/ips” jelas Lita



“Oh iyaa yaa, hehee, “ jawab Adel sekenanya
Sesampainya di toko buku Lita langsung menyerbu beberapa buku tentang IPA. “Itu mau kamu beli semua Ta?” tanya Adel heran.
“Iyaa dong kan buat persiapan dell”
“Setau aku kamu kan udah punya banyak yang kaya gitu taa”
Lita tak menghiraukan ocehan Adel, dia hanya manggut-manggut agar Adel tidak berisik mengganggu dia.
“Taaaa, laperr nihh makan yuk” ucap Adel sambil menggoyang-goyangkan tubuh Lita. Lita tak menghiraukan permintaan Adel dia tetap berkutat pada buku-buku tebal IPA nya.
“Taa ayoo,” ucap Adel sambil mengambil buku yang sedang di baca Lita.
“Iyaa iyaa, bawel banget sih kamu pikirannya makan terus“ jawab Lita kesal. Adel tertawa cengengesan dia senang telah membuat Lita geram. Sesampainya di tempat makan Adel memesan sepiring nasi goreng dan segelas jus mangga. Ia heran mengapa Lita yang sudah pandai masih saja mengutak ngatik buku nya.
“Taa kamu itu sudah pasti masuk IPA kamu kan pinter”
“Iya sih tapi aku masih ragu dan harus berusaha” ucap Lita sambil membolak-balikkan halaman buku. Lita memang termauk anak yang cerdas sekaligus ambisius dalam hal belajar.
“Kamu ga bosen apa dari tadi ngutak-ngatik itu buku terus” tanya Adel . Lita hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya. “Taaaaa, kamu dengerin aku ga sihh”.
“Dari pada ngomong terus mending kamu makan es-krim ku” Lita menyumbat mulut Adel dengan sesendok es-krim miliknya. 
“Ihhh Litaa jail banget sih , tapi enak ko” jawab Adel “Yehhh dasarr “ Lita menoyor kepala Adel.  “Aduh” wajah Adel manyun sambil memegangi kepalanya, melihat wajah Adel yang manyun Lita menjadi tidak enak sendiri. “ Maaf del aku bercanda” ucap Lita. “Iyaa aku tau ko “ jawab Adel cengengesan dengan wajah idiotnya.




“Dasar idiot,.” Ucap Lita bercanda
“Oh ya by the way ta, emangnya si Andre itu mantannya savira ya?” tanya sedikit canggung Adel.
“Iya emangnya kenapa? Cemburu yaa?” Jawab lita dengan nada yang dibuat-buat
“Ihh engga ko Cuma nanya aja” jawab Adel sekenanya
“Masa sihh? Oh ya ngomong-ngomong kamu emang beneran suka sama Andre?” tanya Lita penasaran
“Emmm.. sedikit sih,” jawab Adel singkat
“Serius? Kalo ternyata Andre sekarang udah punya pacar gimana? Tanya Lita menggoda. “Emm.. bukan urusan aku juga kali, emang kenapa sih?” wajah Adel bersemu merah.
“Serius nih hayooo, “ Lita terus menggoda Adel , sampai-sampai wajah Adel memerah seperti udang. “Apaan sih taa, udah dong”. Ketika mereka sedang asik bercanda  ada seseorang yang membuat pandangan Lita terhenti sejenak.
“Del.. itu bukannya Andre ya?” ucap Lita sambil menunjuk-nunjuk lelaki itu
“Mana?” Adel memalingkan wajahnya kekanan kekiri mencari kearah tempat lelaki itu berdiri .
“Tuh kan bener itu Andre, kayanya dia sama pacarnya deh” Lita memindah kan pandangannya dari Andre ke Adel, dan Lita melihat perubahan wajah Adel yang semula ceria menjadi wajah cemburu. “Sabar ya del” ucap Lita menenangkan.
“Del pulang yuk, udah siang nih aku di suruh jemput mamah”
“Oh yaudah kamu pulang duluan aja aku masih mau cari sesuatu dulu” jelas Adel. Setelah Lita pergi Adel memusatkan kembali pandangannya kearah tempat tadi, dengan mengendam-ngendap layaknya maling jemuran Adel mengikuti Andre yang sedang jalan bersama pacarnya.  Rupanya sekarang Adel mempunyai hobi baru yaitu mengikuti kemanapun Andre pergi entah itu bersama pacarnya ataupun tidak.



TBC............................................

You May Also Like

0 comments

Komentar terakhir

Sponsor

Instagram

https://www.instagram.com/dianaoctvn/?hl=en