Jatuh Cinta Diam-Diam Part 5

by - 6:30 AM

Part 1 Prolog
 Part 2
Part 3 
Part 4

Review part 4....


“Dasar idiot,.” Ucap Lita bercanda

“Oh ya by the way ta, emangnya si Andre itu mantannya savira ya?” tanya sedikit canggung Adel.

“Iya emangnya kenapa? Cemburu yaa?” Jawab lita dengan nada yang dibuat-buat

“Ihh engga ko Cuma nanya aja” jawab Adel sekenanya

“Masa sihh? Oh ya ngomong-ngomong kamu emang beneran suka sama Andre?” tanya Lita penasaran

“Emmm.. sedikit sih,” jawab Adel singkat

“Serius? Kalo ternyata Andre sekarang udah punya pacar gimana? Tanya Lita menggoda. “Emm.. bukan urusan aku juga kali, emang kenapa sih?” wajah Adel bersemu merah.

“Serius nih hayooo, “ Lita terus menggoda Adel , sampai-sampai wajah Adel memerah seperti udang. “Apaan sih taa, udah dong”. Ketika mereka sedang asik bercanda  ada seseorang yang membuat pandangan Lita terhenti sejenak.

“Del.. itu bukannya Andre ya?” ucap Lita sambil menunjuk-nunjuk lelaki itu

“Mana?” Adel memalingkan wajahnya kekanan kekiri mencari kearah tempat lelaki itu berdiri .

“Tuh kan bener itu Andre, kayanya dia sama pacarnya deh” Lita memindah kan pandangannya dari Andre ke Adel, dan Lita melihat perubahan wajah Adel yang semula ceria menjadi wajah cemburu. “Sabar ya del” ucap Lita menenangkan.

“Del pulang yuk, udah siang nih aku di suruh jemput mamah”

“Oh yaudah kamu pulang duluan aja aku masih mau cari sesuatu dulu” jelas Adel. Setelah Lita pergi Adel memusatkan kembali pandangannya kearah tempat tadi, dengan mengendam-ngendap layaknya maling jemuran Adel mengikuti Andre yang sedang jalan bersama pacarnya.  Rupanya sekarang Adel mempunyai hobi baru yaitu mengikuti kemanapun Andre pergi entah itu bersama pacarnya ataupun tidak.






TBC............................................
Part 5 begin...

 

Adel sedang mengikuti Andre dengan pacar barunya kesebuah café, dengan gaya ala detektif Adel mengikuti Andre masuk ke café tersebut. Adel segera mencari tempat duduk yang dekat dengan Andre dan menutupi wajahnya dengan buku menu agar tidak ketahuan, kemudian Adel berdoa.
“Ya Tuhann aku memang jarang ibadah tapi aku hanya ingin satu hal semoga pasangan baru ini akan segera putus, yaitu Andre dan pacarnya…” Adel memejamkan matanya
“Mba mau pesan apa ya?” tanya seorang pelayan. “Mbaa..” ucap pelayan itu sambil menggoyang-goyangkan tubuh Adel. “Kenapa sih?” ucap pelayan satunya. “ Tau nih dari tadi aku tanya mau pesen apa ga di jawab-jawab stress kali ya..” ucap pelayan itu sekenanya. hihh dasar pelayan kurang ajar engga tau apa orang lagi khusyuk berdoa, gerutu Adel dalam hati, ia tetap memejamkan matanya.
“MBAA, MAU PESEN APAAA!!” pelayan itu teriak. “hihh ga usah teriak-teriak bisa ga sih mba” ucap Adel kesal. Andre sempat melirik mendengar keributan itu, tapi pelayan itu segera menenangkan suasana. “Maaf ini Cuma kesalah pahaman, silakan menikmati kembali”. Sambil terus tersenyum terpaksa pelayan itu membungkukan badan sedikit kesemua para pelanggan sedangkan adel terus berdecak kesal seraya memegang telinganya yang masih kaget karna teriakan si pelayan.

“Lagian mba di tanya dari tadi ga jawab-jawab,”gerutu pelayan itu.
“ yaudah aku pesen jus mangga satu,”
“Ada yang lain mba?”
“engga, udah sana pergi” jawab Adel kesal
ia segera mengusir pelayan itu pergi, tapi alangkah sialnya ternyata Andre dan pacarnya sudah tidak ada di tempat tersebut. Adel celingak celinguk kekanan kekiri berharap masih ada jejak andre yang masih tersisa, tetapi Adel tak dapat menemukan satupun jejak Andre .
“hih kemana sih itu orang cepet banget ilangnya” gerutu Adel sambil mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu Adel menaruh uang itu diatas meja dan segera meninggalkan pergi tempat makan itu.
“kalo tau bakal kaya gini gak bakal aku mau ngikutin dia” sepanjang jalan perjalanan Adel terus menggerutu. Sesampainya di rumah Adel yang masih berkutat dengan pikirannya, memikirkan perkataan Lita yang mengatakan bahwa yang tadi itu pacarnya Andre, “hemm masasih yang tadi itu pacarnya,kan bisa aja sodaranya atau sepupunya gitu” ucap Adel menyangkal sambil memainkan beberapa helai rambutnya dan berbicara sendiri seperti orang stress, Adel terus menyangkal sampai ia terlelap dalam tidurnya.

****
            Adel duduk di café kemarin sambil menatap layar ponsel dihadapannya, berharap ada kabar dari Lita yang sejak tadi orang sedang ia tunggu, yap Adel memang sudah membuat janji dengan Lita di café kemarin. “ckck Lita kemana sih dari tadi ga dating-dateng” Adel berdecak kesal sudah hamper 30 menit Adel menunggu Lita yang sampai saat ini batang hidungnya pun belum terlihat.
            Hampir saja Adel meninggalkan ruangan café yang tampak sedikit lenggang tak seperti biasanya hari ini café tampak sedikit sepi , mungkin karna jam baru menunjukan pukul 9 pagi. Adel yang tadinya hendak berdiri meninggalkan café tersebut segera kembali duduk karna melihat sepasang kekasih yang baru saja memasuki café tersebut, sepasang kekasih tersebut mengambil duduk pas ada di hadapan Adel duduk hanya berbeda dua meja saja dan itu memudahkan Adel untuk sedikit mengintip dan mengamati sepasang kekasih yang tak lain adalah Andre dan pacarnya.

            “mwo.. itukan Andre sedang apa dia dan bersama siapa?” Adel bergumam sendiri
Andre dan pacarnya mulai memesan makanannya , tetapi kali ini ada yang berbeda dengan tatapan kedua insan ini, ada tatapan kecanggungan dan ketegangan. Adel mulai menajamkan pendengarannya dan juga sedikit menyembunyikan wajahnya dibalik buku menu nya.
            “Aku mau ngomong sama kamu” si wanita membuka pembicaraan
            “Sudahlah aku lagi gam au membahas masalah itu lagi” tutur Andre sambil menatap malas kea rah si wanita
            “Tapi kamu harus jelasin ke aku siapa dia” Tanya si wanita dengan nada sedikit agak tinggi
            “Aku harus bilang berapa kali ke kamu, kalo dia itu temen aku, aku cape aku lagi gamau berantem sama kamu , tolong percaya sama aku” Andre menjelaskan dengan sedikit frustasi
            “Yaudah kalo kamu gamau jelasin ke aku, kita PUTUS” ucap si wanita dengan nada penekanan di kata “putus” nya.
            “Tapi…” belum sempat Andre menjelaskan kepada si wanita itu , dia sudah berlalu pergi meninggalkan Andre yang masih berdiri frustasi sambil mengacak-ngacak rambut nya.

“MWO JADI ITU PACARNYA? YESS” Ucap Adel dengan keras dan itu membuat Andre sedikit menoleh kearah Adel dan Adel segera menyembunyikan kembali wajah nya walaupun kemungkinan besar Andre bisa melihat dengan jelas wajah Adel. Andre segera berlalu pergi meninggalkan café dan saat itu juga Lita memasuki café sehingga ia sempat berpapasan dengan Andre yang hanya menunduk frustasi.
            Dari kejauhan Lita melambai-lambaikan tangannya kearah Adel dan ia segera berlari-lari kecil. “huftt ….. sorry ya del aku telat hehe” ucap Lita dengan rasa bersalah tapi Adel tak bergeming dia masih berkutat delam fikirannya tentang Andre. Lita yang merasa tak di dengarkan segera menyikut kecil lengan Adel dan itu menyadarkan Adel dari lamunannya.
“Eh dari kapan kamu dateng?” Tanya Adel sedikit kaget.
“Dari setahun yang lalu haha ya ga lah aku baru dateng emang lagi ngelamunin apa sih sampe bengong begitu?” Tanya Lita dengan penuh selidik. Belum sempat Adel menjawab Lita segera memotong perkataan Adel.
“oh iya tadi aku liat Andre ngapain ya dia disini?” Tanya Lita sambil menyeruput jus mangga milik Adel.

            Mendengar kata Andre seketika kesadaran Adel seperti sepenuhnya kembali dan iya teringat kejadian yang baru saja ia lihat .
            “Oh iya tadi Andre kesini sama pacarnya ta”
            “Hah? Pacar nya? Jadi bener yang kemarin itu pacar nya “ ucap Lita seakan tak percaya.  “Aku kira bukan “ gumam Lita
            “Iya terus mereka berantem hebat gitu”
            “Terus terus?” Tanya Lita Antusias
            “Mereka “Putus” taaaa” jawab Adel antusias sambil menekankan kata “putus” nya itu
            “Hah? Terus terus ?”
            “Terus terus mulu putus ya putus haha” jawab Adel sambil memukul pelan lengan Lita sambil tertawa , mereka tertawa bersama dan sekarang sudah melupakan tujuan untuk apa mereka dateng ke café ini , dua orang sahabat ini malah asik ngerumpi sepanjang siang itu.


****
            “Kamu mau kemana?” pekik bu Rita pada Adel yang tengah diam-diam melarikan diri dari kelasnya lagi. Setiap jam pelajarannya di hari Kamis, pasti diam-diam melarikan diri. Adel sendiri sebenarnya bukan bermaksud seperti itu, tapi..
            Adel menenggakkan badan dan berbalik menatap bu Rita sambil melemparkan senyum kecil lalu menggaruk-garuk tengkuk lehernya yang tidak gatal. Bu Rita hanya menggeleng-geleng sambil mendengus kecil melihat tingkah muridnya yang bernama Adel ini.
            “Ketoilet Bu …” sahut Adel mencoba berbohong
            Adel mencoba menatap wajah wanita berusia 30 tahunan itu dengan seksama. Mencoba mencerna setiap lekuk wajahnya. Adel masih melemparkan senyum canggung seraya menanti kalimat yang mungkin akan kembali meluncur dari bibir Bu Rita.
            “KeToilet atau mau ke ruang Laboratorium Komputer?” Tanya Bu Rita dengan nada sedikit curiga.

            Adel menggigit bibir bawah nya sambil memejamkan matanya. Dia tidak ingin ketauan meski sebenarnya sudah sejak kurang lebih sebulan tindakan bodohnya ini mengundang banyak curiga kecurigaan . Adel mencoba membuka matanya kembali sambil terus tersenyum.
            “Bu Rita….” Lirih Adel dengan suara lembut
            “Jawab dengan jelas, kamu mau ketoilet atau ke Lab. Komputer?”pertanyaan Bu Rita kembali terngiang jelas lengkap dengan tangan bu Rita yang melipat di depan dada dengan tatapan mata yang tak terlepas menatap Adel dengan tajam seakan menuntut jawaban.
            “Toilet dong Bu… saya kan hari ini ga ada pelajaran Komputer bu, masa saya ke Lab. Komputer?” sahut Adel sambil tertawa kecil dan menyelipkan sehelai rambutnya kebelakang telinga.
            “Yakin tidak mau menemui Andre?” Tanya Bu Rita menggoda kali ini dengan tawa sedikit mengejek.
            “Ah ibu.. bercanda aja, siapa itu?” Tanya Adel semakin gugup. “Andre? Aduh sepertinya aku tidak begitu hafal dengan dan mengenal murid kelas lain “ lanjut Adel yang masih berusaha mengelak.
            “Kembali ke kursi kamu” perintah bu Rita
            “Tapi bu.. saya kebelet suer deh” kata Adel mengacungkan dua jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf ‘V’
            “Duduk!!”
            “Bu… “ rengek Adel mencoba memohon
            “Duduk atau nilai kamu ibu kurangi?”
            “Aduh..” lirih Adel sambil berjalan gontai kembali duduk di bangkunya.
 


Bu Rita hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah adel dan mulai kembali mengajar, tapi beda halnya dengan adel, sepanjang mata kuliah pelajarn Adel tidak konsentrasi pada pelajaran walaupun tubuhnya berada di kelas tapi pikiran adel sudah pergi entah kemana, rasanya seperti ada yang hilang dari diri adel jika tidak melihat Andre sang pujaan hati nya, padahal untuk hari ini dari jam pelajaran pertama adel belum melihat andre sama sekali, adel merengut sedih bibirnya manyun tanda kesal bahwa dia tidak bisa menemui andre untuk hari ini.



 TBC..........................
Mianhe kalau gaje ataupun bertebaran typo , jangan lupa RCL yaaaa bye byee..........
 

You May Also Like

0 comments

Komentar terakhir

Sponsor

Instagram

https://www.instagram.com/dianaoctvn/?hl=en