my possesive ceo re-make novel kaka silver_
My possessive CEO
Hai guys disini
aku mau nge re-make tulisan dari akun wattpadnya kaka “silver_” maaf sebelumnya aku ga tau nama aslinya dia yang aku tau cuma akun wattpadnya yaitu ( silver_ ) semua alur sama
cuma cast nya aja aku rubah mungkin ada beberapa kata yg aku tambahin sesuai
mood aku huehehe *plak
ditabok reader kelamaan * haha soalnya agak yadong mianhe so happy reading pals
jgn lupa rcl yaaa... don’t keep silent
^^
Genre : romance
Cast : agnes mo as
her self Min-Ho
as Adik Agnes
Choi siwon as
him self Choi
Seung hyun (Top) as ex bf agnes
Lauren Choi as
anak siwon Tiffany as
agnes Friend
And other cast find
by your self
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6 | Part 7 | Part 8 | Part 9 | Part 10 | Part 11 |
Part 1 | Part 2 | Part 3 | Part 4 | Part 5 | Part 6 | Part 7 | Part 8 | Part 9 | Part 10 | Part 11 |
PART 1
Agnes Monica begitu hancur mendapati pacarnya –TOP- membuangnya
begitu saja. Dua tahun mereka pacaran, keluar bersama, tidak ada rahasia diantara
mereka. Top cinta pertamanya, kencan pertamanya, ciumn pertamanya dan s*x pertamanya.
Tapi kenapa Top menghancurkannya? Top tahu bahwa Agnes sangat mencintainya. Bayangan-bayangan
ketika Agnes bersama Top terus menghantui pikirannya, setiap detik, menit, hari
dan berubah menjadi berminggu-minggu. Agnes menceritakan kisahnya pada Minho -adik
laki-lakinya-, dan Minho memberi saran berlibur untuk menjernihkan pikiran Agnes
dari Top. Didalam hati, Minho bertekad untuk membalas dendam pada Top. Bagaimanapun,
kapanpun, apa saja caranya akan Minho lakukan.
Agnes : Cinta pertama mengagumkan, tapi cinta terakhir
sangat sempurna Agnes.
Hatiku sedikit tenang setelah menceritakan
sepeninggalan Top begitu saja ke Minho, adik laki-lakiku.Awalnya aku hanya ingin
menyimpannya didalam hati, untukku sendiri. Tapi Minho terus memaksa dan.memasang
wajah khawatir dan sedih.melihatku seperti mayat hidup. Tidak makan, mata
bengkak, ada bola lingkaran hitam disekitar mataku dan aku acak-acakkan, dua
hari aku tidak mandi
"Sebaiknya kau mengambil cuti seminggu. Pergilah berlibur untuk menjernihkan pikiranmu dari sibrengsek itu," kata Minho marah sambil menyuapiku. Aku berhenti mengunyah,
"Semenjak kapan kau berbicara seperti itu? Ayah, ibu dan aku tidak pernah mengajarimu seperti itu," aku memperingatkannya.
"Maaf, aku terbawa emosi," wajahnya menampilkan penyesalan.
"Seandainya aku pergi, siapa yang menjagamu?" ayah dan ibuku ke Bali menghadiri peresmian hotel milik adik ayah, paman Drew. Entah kapan akan pulang ke New York.
"Eonnie tidak perlu khawatir. Dirumah ini ada dua pembantu, dua satpam dan satu supir. Aku tidak sendirian." Minho benar. Ada dua pembantu menginap dirumah ini. Tidak ada salahnya aku mencoba sarannya. Aku tidak munafik, bayangan Top terus melintas dipikiranku. Aku sakit hati atas tingkah laku Top. Dia memutuskanku lewat sms dan mengatakan, aku dan dia sudah tidak cocok dan jangan mencarinya. Jangan mencarinya? Cih, dia pikir, dia segalanya untukku? Aku juga tidak berniat mencarinya.Mulai sekarang aku harus Move on darinya. Tapi bisakah aku?
"Eonnie masih memikirkannya?" aku hanya menduga, sepertinya Minho jijik menyebut nama Top. Aku tidak perlu mengambil pusing. Seorang adik memang harus seperti itukan? Marah kepada orang yang melukai kakaknya. Minho meletakkan piring yang sudah kosong diatas meja laci kecil disamping ranjangku lalu melangkah keluar dari kamarku begitu saja. Aku menghembuskan nafas. Aku merasa kesepian lagi.
"Untuk apa kardus itu?" aku bingung menatap Minho.
"Kemarin aku diajak menonton The Amazing Spider-Man 2. Kau tahu, nenek Peker menyimpan barang-barang pemberian suaminya yang sudah meninggal ke dalam kardus.Katanya, perasaannya lumayan sedikit tenang karna sudah melakukan itu. Kau harus mencobanya. Peker sudah mencobanya,
" aku tertawa kencang, Minho menatap ku bingung. Aku mendekatinya berusaha menahan
"Sebaiknya kau mengambil cuti seminggu. Pergilah berlibur untuk menjernihkan pikiranmu dari sibrengsek itu," kata Minho marah sambil menyuapiku. Aku berhenti mengunyah,
"Semenjak kapan kau berbicara seperti itu? Ayah, ibu dan aku tidak pernah mengajarimu seperti itu," aku memperingatkannya.
"Maaf, aku terbawa emosi," wajahnya menampilkan penyesalan.
"Seandainya aku pergi, siapa yang menjagamu?" ayah dan ibuku ke Bali menghadiri peresmian hotel milik adik ayah, paman Drew. Entah kapan akan pulang ke New York.
"Eonnie tidak perlu khawatir. Dirumah ini ada dua pembantu, dua satpam dan satu supir. Aku tidak sendirian." Minho benar. Ada dua pembantu menginap dirumah ini. Tidak ada salahnya aku mencoba sarannya. Aku tidak munafik, bayangan Top terus melintas dipikiranku. Aku sakit hati atas tingkah laku Top. Dia memutuskanku lewat sms dan mengatakan, aku dan dia sudah tidak cocok dan jangan mencarinya. Jangan mencarinya? Cih, dia pikir, dia segalanya untukku? Aku juga tidak berniat mencarinya.Mulai sekarang aku harus Move on darinya. Tapi bisakah aku?
"Eonnie masih memikirkannya?" aku hanya menduga, sepertinya Minho jijik menyebut nama Top. Aku tidak perlu mengambil pusing. Seorang adik memang harus seperti itukan? Marah kepada orang yang melukai kakaknya. Minho meletakkan piring yang sudah kosong diatas meja laci kecil disamping ranjangku lalu melangkah keluar dari kamarku begitu saja. Aku menghembuskan nafas. Aku merasa kesepian lagi.
"Untuk apa kardus itu?" aku bingung menatap Minho.
"Kemarin aku diajak menonton The Amazing Spider-Man 2. Kau tahu, nenek Peker menyimpan barang-barang pemberian suaminya yang sudah meninggal ke dalam kardus.Katanya, perasaannya lumayan sedikit tenang karna sudah melakukan itu. Kau harus mencobanya. Peker sudah mencobanya,
" aku tertawa kencang, Minho menatap ku bingung. Aku mendekatinya berusaha menahan
tawa,
"Parker bukan Peker. Dan Parker tidak punya nenek tapi bibi," aku mengambil kardus berukuran lumayan besar dari tangannya yang entah didapatkan dari mana lalu aku mengecup pipi kirinya. "Thanks."
"Parker bukan Peker. Dan Parker tidak punya nenek tapi bibi," aku mengambil kardus berukuran lumayan besar dari tangannya yang entah didapatkan dari mana lalu aku mengecup pipi kirinya. "Thanks."
**
Author.
Seorang pria sedang sibuk memasukkan pakaian putrinya
kedalam koper besar berwarna coklat. Putrinya menopang dagu dengan kedua
telapak tangannya yang bertumpu diatas ranjang dan terus menatap setiap
gerak-gerik yang dilakukan ayahnya.
"Ayah, kita mau kemana?"
"Laurent harus ikut bersama ayah kesuatu tempat."
"Ke surga, ayah?" si ayah tertawa. Bibir Laurent
mengerucut kesal. Pasti jawabannya tidak.
"Tidak. Tapi ke suatu tempat yang indah. Launt
pasti suka."
"Tapi... Laurent tidak libur sekolah, ayah."
"Ayah sudah menelepon guru Launrent meminta
izin," si ayah men-sleting koper.
"waktunya Laurent beristirahat agar kita tidak
ketinggalan pesawat besok." Laurent mengangguk dan si ayah membantu
membenarkan posisi tidur anaknya. Sebelum meninggalkan putrinya, dia mencium
kening putrinya,"Mimpi yang indah anakku."
****
Keesokkan paginya si ayah uring-uringan. Dia baru
mendapatkan kabar bahwa babysitter putrinya tidak bisa pulang kerumah, itu
tandanya tidak bisa ikut pergi bersamanya untuk menjaga putrinya. Katanya,
kakak perempuannya menikah dan harus membantu kakaknya repsesi. Disaat itu juga
dia memecat babysitter putrinya.
Jangan salahkan dia, babysitternya berjanji hanya
meminta izin satu hari, namun janji itu tidak bisa dipegang. Sekali bohong,
akan ada kebohongan selanjutnya. Dia tambah marah saat menelepon jasa penyewaan
babysitter mengatakan, tidak ada babysitter tersisa. "Shit !" makinya
pada kesialan yang menimpanya secara tiba-tiba dan beruntun.
**
Agnes. "Kau serius mau pergi?" Tanya fanny.Teman
kerja ku sekaligus tetanggaku Aku sudah siap dengan satu koper besar berwarna
merah dan satu tas selempang berukuran kecil tersampir dibahu kananku. Koperku
berisi baju, alat make up, dua model sepatu berbeda, pelengkapan mandi.
Sedangkan tas selempang berisi, tiket pesawat, visa, paspor, dompet, headset,
dan handphone. Aku menghela nafas,
"Maaf, aku tidak menceritakan kepada mu lebih dulu. Semuanya mendadak." Setelah mengumpulkan barang-barang pemberian Top kedalam kardus dan menaruhnya dibawah kolong ranjangku-belum ada niatan untuk membuangnya-, keesokkan harinya aku datang kekantor meminta izin cuti, setelah itu aku segera menelepon travel memesan tiket untuk hari ini dan pemberangkatan jam dua belas siang lewat lima menit. Fanny salah satu orang yang mengetahui bahwa Top menghancurkanku.
"Kau bisa memintaku untuk menemanimu." katanya serius. Aku mendekatinya -dia berdiri didepan pintu- sambil mendorong koperku.
"Aku butuh sendirian, Fanny, maaf," dan aku memeluknya.
"Aku minta maaf. Tidak apa-apakan aku tidak mengantarmu kebandara? Pekerjaan mengejarku," Fany menghembuskan nafasnya. Aku melepaskan pelukanku dan mengangguk menatapnya. Aku tersenyum,
"Ada Minho. Oh ya, Aku titip Minho padamu selama aku pergi."
"Serahkan semuanya padaku."
TBC..........................
"Maaf, aku tidak menceritakan kepada mu lebih dulu. Semuanya mendadak." Setelah mengumpulkan barang-barang pemberian Top kedalam kardus dan menaruhnya dibawah kolong ranjangku-belum ada niatan untuk membuangnya-, keesokkan harinya aku datang kekantor meminta izin cuti, setelah itu aku segera menelepon travel memesan tiket untuk hari ini dan pemberangkatan jam dua belas siang lewat lima menit. Fanny salah satu orang yang mengetahui bahwa Top menghancurkanku.
"Kau bisa memintaku untuk menemanimu." katanya serius. Aku mendekatinya -dia berdiri didepan pintu- sambil mendorong koperku.
"Aku butuh sendirian, Fanny, maaf," dan aku memeluknya.
"Aku minta maaf. Tidak apa-apakan aku tidak mengantarmu kebandara? Pekerjaan mengejarku," Fany menghembuskan nafasnya. Aku melepaskan pelukanku dan mengangguk menatapnya. Aku tersenyum,
"Ada Minho. Oh ya, Aku titip Minho padamu selama aku pergi."
"Serahkan semuanya padaku."
TBC..........................
0 comments