“Tidak semua patah hati itu harus berakhir tragis dan miris. Patah hati bisa menjadi pemicu dan cambuk untuk kamu agar bisa lebih baik lagi”
Tadi pagi aku baru membaca sebuah tulisan alfi yang berjudul "Pria Itu" entah kenapa setelah membaca tulisan itu aku seperti membaca kisahku sendiri, beda nya alfi menceritakan pengalamannya pada bulan februari lalu sedangkan aku sekitah september tahun lalu, memang sudah lama, tapi setelah membaca tulisan alfi membuat ku teringat dengan kisahku itu.
PRIA
ITU Terus terang saja, aku sangat mencintainya. Tapi bulan September lalu, ia tiba-tiba
memutuskanku.
Jika
kau pikir aku baik-baik saja, maka kau salah besar. Aku diputuskan oleh pria
yang amat aku cintai dengan segala kelebihan dan kekurangannya,
Bagaimana
bisa kau berpikir bahwa aku baik-baik saja?
Kami
telah melewati banyak hal dalam hubungan itu. Ada kelekatan emosi yang kuat,
dan ia melupakannya begitu saja seolah itu semua bukan "apa-apa"?
Ia
berhasil membuatku sangat mempercayainya, lalu tanpa rasa bersalah, dia pergi
meninggalkan semua yang ia mulai dan ia bangun sendiri. Bagaimana bisa?