­

My Possesive CEO Part 3

by - 6:24 AM

Anyeong aku kembali lagi dengan ff my possesive CEO yang aku ganti castnya jadi swag couple hihii, sekarang mereka lagi hiatus parah huft aku kangen sama pasangan itu pals hmmm oya nih aku kasih pic buat gambaran sekalian bayangin siwon agnes dan laurent ok .

My Possesive CEO Part 1
My Possesive CEO Part 2

 yey ini ceritanya pic siwon agnes sama laurent lagi jalan ber3 hihii see kaya keluarga harmonis yap , semoga jadi kenyataan deh aminn, seengganya didiw pengen liat mereka disatuin dalam satu project entah itu nyanyi atau main film / drama bareng kek gitu huftt didiw geregetan sama mereka -___- tuh kan jadi curhat wkwk yaudah langsung aja baca yaa readers yg baik hati lucu-lucu semuanya :3



Part 3

Choi Siwon atau aku memanggilnya dengan nama siwon, siwon adalah orang yang berkeinginan membeli perusahaan dibidang usaha properti milik appa yang hampir bangkrut. Namun, appa menolak. Appa menawarkan negosiasi yang saling menguntungkan, yaitu : Siwon membeli tujuh puluh satu persen perusahaan appa, jadi Siwon pemegang saham terbesar diperusahaan. Lalu appa tidak kehilangan perusahaannya. Menguntungkan bagi appa, tapi sial bagiku. Dulu jabatanku adalah manager keuangan diperusahaan, namun semenjak Siwon menguasai sebagian besar perusahaan appa, dia mengubah jabatan beberapa karyawan, contohnya: aku, dijadikan sebagai sekretarisnya. Ruangan kerjaku satu ruangan dengannya. Sedangkan sekrataris ke dua, ruangan terbuka - dekat pintu ruangan Siwon.


Siwon adalah orang yang mengajarkan karyawannya untuk tegas dan disiplin. Sudah lima karyawan dipecatnya selama satu tahun. Dia akan memberi dua kali toleransi tapi untuk ke tiga kalinya dia langsung mengirim surat pemecat-tan, tapi itu tidak berlaku pada karyawan yang berbohong. Jika didapatnya ada karyawan berbohong padanya, dia langsung memecat karyawan itu tanpa toleransi ke dua. Meskipun dia terkenal galak diperusahaan, tapi banyak karyawan perempuan mencoba menarik perhatiannya. Namun sungguh miris karna mereka tidak mendapatkan timbal balik dari Siwon, yang didapat mereka justru ketidak kepeduliannya.
Sejujurnya, aku sedikit mengaguminya. Siapa yang tidak suka dengan pria tampan, hidung mancung, bibir tipis, tubuh tegap, tinggi –aku penasaran berapa tingginya dan apakah dia punya perut six pack seperti TOP ?. Mengingat dia galak jadi aku urungkan niatku-. Dan ia kaya raya. Hidup masa depanku akan terjamin jika menjadi istrinya. Sedetik
berlalu aku memukul kepalaku, ternyata aku lebih matre ketimbang Aland. Kami masih saling menatap satu sama lain.
"Kau ingin aku pecat?" dia bertanya kembali.
"Tidak," jawabku menunduk. Aku masih butuh pekerjaan ini. Aku merasakan keringat mengalir dari pelipisku.
"Ada satu syarat agar aku tidak memecatmu," dia mencoba bernegosiasi denganku? Aku menatapnya penasaran, "Apa?"
Dia tampak ragu, "Jaga anakku selama lima hari dihitung mulai hari ini. Akan kubayar kau selama menjaga anakku seperti gajimu selama tiga bulan menjadi sekretaris. Dan kau tidak perlu khawatir. Aku tidak akan memecatmu," aku melongo.
"Ayah, apa Laurent punya babysitter baru?"
"Tentu saja. Apa Laurent senang?"
"Sangat senang."
Aku belum mengiyakan tapi dia sudah menentukannya. Boss brengsek!!!

***
Setelah ancaman, perintah dan kemarahannya, dia pergi bersama anaknya, sedangkan aku kembali kehotel. Aku membanting tubuhku kekasur dengan frustasi. Rasa sakit hatiku pada Hendrik justru menghilang digantikan dengan keinginanku membunuhnya. Siwon! Apa dia gila? Menyuruh aku menjaga anaknya. Aku tidak pernah menjaga anak kecil seumur hidupku. Bagaimana jika anaknya terluka saat aku sedang menjaga? Apa dia akan membalas melukaiku juga? Apa menuntutku? appa dan eoma pasti memarahiku. Aku butuh mandi untuk mendinginkan kepalaku yang panas.

Dua jam aku tertuduk disofa dengan tv menyala tanpa aku menontonnya. Aku memikirkan banyak hal. Apa sebaiknya aku kabur dari sini? Apa aku mampu mengancam balik dirinya? Mengingat aku punya rahasia tentang dirinya yang sudah punya anak. Tapi aku
berpikir, itu bukan hal besar untuk mengancam balik dirinya. Memangnya kenapa dia sudah punya anak? Lagipula dia tidak pernah mengaku kepada karyawan bahwa dia belum menikah dan punya anak. Kebanyakkan berpikir, membuat perutku kelaparan. Aku membuka kulkas
kecil disamping meja tv, mengambil pop mie, aku membawa persediaan makanan dari rumah bila sewaktu malam aku kelaparan. Ponselku berdering. Aku meninggalkan pop mie dimeja bar yang sudah ku seduh dan berlari keruang tv. Aku menaruh ponselku disofa. Boss Siwon, muncul dilayar ponselku. Aku menyentuh tombil hijau dilayar dengan malas.
"Buka pintunya aku didepan kamarmu," dia bahkan tidak mengatakan, halo Agnes. Atau basa-basi lainnya.
"Dari mana kau tahu kamarku?" tanyaku curiga.
"Itu tidak penting. Cepat buka," suaranya menuntut. Ya dia memang selalu begitu. Aku tidak membalas perkataannya. Aku mematikan sambungan telepon, membuka pintu untuknya, dan aku pergi kearah bar tanpa melihatnya dan buka suara.
"Pop mie tidak bagus untuk kesehatan," sebelumnya pop mie berada ditanganku kini sudah masuk ketempat sampah. Aku marah, "Sejak kapan kau mengurusi kesehatanku? Aku lapar!"
aku tidak melihat Laurent disekitarnya.
"Aku tidak mau kau sakit selama menjaga anakku." Aku mendengus. "Apa yang kau lakukan datang kesini?"
"Aku ada urusan. Laurent sedang tidur siang. Temani dia dikamarku. Aku akan menyuruh pelayan mengantarkan makanan ketempatku untukmu."
"Kapan kau pulang?"
"Apa kau tidak ingin jauh dariku?" suaranya terdengar ada humor. Aku memutar mataku.
"Justru aku ingin menjauh darimu," balasku sinis. Dia tertawa.
Kemudian dia mendekat dengan wajah serius. Aku memundurkan punggungku hingga
menyentuh meja bar. Kemudian dia mencondongkan tubuhnya. Aku membeku dan memejamkan mataku. Mungkin, dua atau tiga senti jarak wajah kami. Apa dia akan mnciumku? Pikiran seperti itu membuat perutku bergejolak dengan aneh. Bibirnya menyentuh bibirku. Aku membuka mataku kaget. Mata kami bertemu. Aku tidak bisa membaca matanya. Apa yang dia pikirkan sehingga berani mnciumku? Apa yang aku pikirkan? Otakku menyuruh aku mendorongnya. Tapi tubuhku beraksi untuk membalasnya. Saat aku ingin membalas ciumnnya, dia menjauh. Aku sedikit kecewa. Tapi kenapa aku harus kecewa? Seharusnya aku marah. Sialan! Ini aneh.
"Setelah ini aku pastikan kau tidak akan menginginkan aku menjauh darimu," dia merogoh dompet hitamnya. Bagus dan bermerek. Aku melirik kartu kredit yang diletakkannya dimeja.
"pakai ini disaat Laurent menginginkan sesuatu. Belikan makanan untuknya yang sehat dan bergizi bukan pop mie," oh dia menyindirku. Dia berbalik bermaksud pergi namun kembali menatapku. Sepertinya dia melupakan sesuatu.
"Lantai 32. Nomor 407. Kode 1085."

***
"Kapan ayah pulang? Laurent merindukan appa," dia merengek sedari tadi. Dia bertanya seperti itu sudah kesepuluh kalinya dan selalu kujawab, sebentar lagi. Padahal aku tidak tahu.
"Tante bacakan dongeng untuk Laurent, mau?" Dia menggeleng.
"Kita menggambar?"
"Dari tadi Laurent sudah menggambar. Imo menawariku lagi. Apa Imo
lupa, Imo membuat garis saja tidak lurus." Aku tertawa hambar. Aku memang tidak berbakat menggambar. Setiap kali guru menyuruh kami melukis, hanya aku yang mendapatkan nilai dibawah enam puluh.
"Biasanya apa yang Laurent lakukan bersama appa?" aku bertanya. Dia tampak berpikir. "Banyak. Tapi hal yang tidak pernah terlewatkan, appa memainkan piano, Laurent bernyanyi," dia tersenyum bangga."kata nenek bakat appa menurun ke Laurent."
"Bakat?" kenapa aku penasaran?
"Ya. Suara appa sangat indah. Dulu appa seorang penyanyi, kata nenek. Dan appa pintar memainkan beberapa alat musik." Didalam hati aku memuji Siwon. Aku pikir dia adalah pria membosankan dengan sifat galak dan hanya terfokus pada bidang bisnis. Tapi karna kepintaran dan mampu menangani permasalahan pada bisnis, membuahkan hasil yang manis. Perusahaan yang hampir bangkrut kini menjadi perusahaan yang maju dan cukup
terkenal. Ternyata mantan seorang penyanyi? Dan aku akan mengingatkan diri untuk mencari tentangnya di Internet.
"Laurent mau makan es krim?" dia mengangguk setuju setelah sedari tadi dia terus menggeleng pada semua rayuanku. Terimakasih Tuhan!

***
Aku memberikan kartu kredit card yang tadi dikasih Siwon kepada kasir setelah aku memasan dua cup es krim ukuran besar rasa coklat. Tangan kanan memegang tangan sebelah Laurent, tangan kiri memegang nampan berisi dua cup es krim. Aku memilih tempat duduk dekat jendela. Aku tersenyum melihat Laurent sangat menikmati es krimnya. Aku mengambil tisu basah dari tasku lalu mengelap es krim yang berantakkan diwajah Laurent. Aku menyukai anak kecil tapi aku tidak pintar mengurus anak kecil. Kalian bisa melihat aku payah dalam membujuk anak kecil. Aku merogoh tas mengambil ponsel yang berdering. Boss Siwon.
"Apa Laurent sudah bangun?"
"Bisakah kau mengatakan 'halo Agnes' terlebih dahulu?" kataku jengkel.
"Halo Agnes, apa Laurent sudah bangun?" suaranya terdengar geli. Aku tersenyum.
"Ya. Aku mengajaknya makan es krim. Tidak apa-apa kan?"
"Apa?" dia membentak. Aku ketakutan. Apa lagi ini?
"Kau belikan dia rasa apa?" Siwon bertanya.
"Coklat. Kenapa?" Dia menghela nafas lega. "Jangan berikan dia makanan atau minuman rasa strawberry. Dia elergi strawberry."
"Akan ku ingat," aku mengelus dada. Aku tidak salah.
"Aku akan pulang sekitar jam makan malam. Jangan pesan makanan luar atau sudah makan lebih dulu. Biar aku yang akan membawanya."
"Oke." Setelah itu ia mematikan sambungan telepon.

***
Setengah hari aku dan Laurent menghabiskan waktu diluar. Makan es krim, ketaman dan mengelilingi sungai Yarra dengan kapal yang sudah disediakan untuk pengunjung. Laurent sangat senang, ia terus berceloteh setiap ada hal-hal yang aneh menurutnya. Bahkan ia sempat bertanya kepada ku saat melihat sepasang kekasih brciuman.
"Mereka sedang melakukan apa, Imo?" Aku tidak menjawab tapi langsung buru-buru membawanya menjauh. Jam empat lewat lima belas menit, waktu sore. Aku membawanya kembali kehotel. Kami satu hotel. Itulah mengapa, aku bisa bertemu dia dan appanya. Lalu appanya marah, mengancamku dan menuduhku berbohong kepadanya. Kemudian, aku terjebak kedalam syaratnya yang aneh. Aku memasukkan kode kamar.
"Imo, besok ajak aku kepantai ya?"
"Ok jika diperbolehkan, appa," dia mengangguk. Aku membawanya masuk dan menuju kekamar mandi. Tata letak kamar hotel ini dengan kamarku, hampir sama. Hanya berbeda fasilitas. Siwon memesan kamar VVIP. Sedangkan aku biasa-biasa saja. Aku mengajaknya menonton kartun setelah aku selesai memandikannya dan memberinya susu agar tidak merasakan bosan menunggu Siwon pulang dan makan malam. Aku menengok kebelakang saat mendengar suara langkah kaki mendekat dan terdengar bunyi plastic akibat gesekkan. Wajahnya terlihat kelelahan, rambutnya berantakkan seperti tidak di beri jel rambut, dan
lengan kemeja terlipat hingga batas siku. Dia melangkah mendekat lalu meletakkan dua bungkus kantong plastik di atas meja bundar berukuran
sedang dan menjatuhkan pantatnya disampingku.
"Kita seperti keluarga harmonis," dia meletakkan tangannya di atas bahuku. Dan memasang wajah mnggoda. Menjauhkan tangannya dari bahuku, "Dalam mimpimu," kataku sinis.
"Appa bawa apa?" Laurent bertanya disampingku.
"Masakkan Jepang. Makanan kesukaan, Laurent." Siwon membuka bungkusan makanan dan aku membantunya. Dia tersenyum. Itu senyuman mnggoda. Apa dia pria tukang mnggoda?
"Apa appa akan pergi lagi besok?" Laurent bertanya sambil mengunyah.
"Tidak. Besok appa akan mengabulkan semua permintaan Laurent. Laurent mau kemana?" Siwon menjawab tapi matanya menatapku. Aku membalas menatapnya seolah-olah mengatakan "Apa?". Dia tertawa geli.
"Kepantai. Apa agnes imo akan ikut?" Aku menatap Siwon, berbicara padanya tapi tidak mengeluarkan suara, "Tidak. Katakan tidak," aku memelas. Aku kesini untuk menyendiri.
"Ya. Tentu saja, Agnes imo ikut." Siwon menjawab dengan tenang. Laurent tersenyum senang. Aku menghela nafas pasrah!

***
"Sepertinya, Laurent menyukaimu."
"Aku juga," timpalku.
Siwon mengantarku ke kamarku saat Laurent jatuh tertidur karna kekenyangan dan mungkin kelelahan juga. Aku menolak diantarnya namun Siwon marah. Aku mulai menyadari, dia tipe pria tidak suka ditolak. Aku memasukkan kode kamarku. Dan aku membuka pintu. Seperkian detik aku terpengarah kaget karna Siwon mnciumku tiba-tiba. Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya?
"Itu tanda terimakasihku untuk mu," dia menciumku lagi.
"Semoga kau mimpi indah, darling." Aku harus mandi air dingin segera.

TBC ............. RCL please don't keep silent readers okay , komentar anda sangat berharga


You May Also Like

0 comments

Sponsor

Instagram

https://www.instagram.com/dianaoctvn/?hl=en