My Possesive CEO Part 3
Anyeong aku kembali lagi dengan ff my possesive CEO yang aku ganti castnya jadi swag couple hihii, sekarang mereka lagi hiatus parah huft aku kangen sama pasangan itu pals hmmm oya nih aku kasih pic buat gambaran sekalian bayangin siwon agnes dan laurent ok .
My Possesive CEO Part 1
My Possesive CEO Part 2
yey ini ceritanya pic siwon agnes sama laurent lagi jalan ber3 hihii see kaya keluarga harmonis yap , semoga jadi kenyataan deh aminn, seengganya didiw pengen liat mereka disatuin dalam satu project entah itu nyanyi atau main film / drama bareng kek gitu huftt didiw geregetan sama mereka -___- tuh kan jadi curhat wkwk yaudah langsung aja baca yaa readers yg baik hati lucu-lucu semuanya :3
TBC ............. RCL please don't keep silent readers okay , komentar anda sangat berharga
My Possesive CEO Part 1
My Possesive CEO Part 2
yey ini ceritanya pic siwon agnes sama laurent lagi jalan ber3 hihii see kaya keluarga harmonis yap , semoga jadi kenyataan deh aminn, seengganya didiw pengen liat mereka disatuin dalam satu project entah itu nyanyi atau main film / drama bareng kek gitu huftt didiw geregetan sama mereka -___- tuh kan jadi curhat wkwk yaudah langsung aja baca yaa readers yg baik hati lucu-lucu semuanya :3
Part 3
Choi Siwon atau aku memanggilnya dengan
nama siwon, siwon adalah orang yang berkeinginan membeli perusahaan dibidang
usaha properti milik appa yang hampir bangkrut. Namun, appa menolak. Appa
menawarkan negosiasi yang saling menguntungkan, yaitu : Siwon membeli tujuh
puluh satu persen perusahaan appa, jadi Siwon pemegang saham terbesar diperusahaan.
Lalu appa tidak kehilangan perusahaannya. Menguntungkan bagi appa, tapi sial
bagiku. Dulu jabatanku adalah manager keuangan diperusahaan, namun semenjak
Siwon menguasai sebagian besar perusahaan appa, dia mengubah jabatan beberapa
karyawan, contohnya: aku, dijadikan sebagai sekretarisnya. Ruangan kerjaku satu
ruangan dengannya. Sedangkan sekrataris ke dua, ruangan terbuka - dekat pintu
ruangan Siwon.
Siwon adalah orang yang mengajarkan
karyawannya untuk tegas dan disiplin. Sudah lima karyawan dipecatnya selama
satu tahun. Dia akan memberi dua kali toleransi tapi untuk ke tiga kalinya dia
langsung mengirim surat pemecat-tan, tapi itu tidak berlaku pada karyawan yang
berbohong. Jika didapatnya ada karyawan berbohong padanya, dia langsung memecat
karyawan itu tanpa toleransi ke dua. Meskipun dia terkenal galak diperusahaan,
tapi banyak karyawan perempuan mencoba menarik perhatiannya. Namun sungguh
miris karna mereka tidak mendapatkan timbal balik dari Siwon, yang didapat
mereka justru ketidak kepeduliannya.
Sejujurnya, aku sedikit mengaguminya. Siapa
yang tidak suka dengan pria tampan, hidung mancung, bibir tipis,
tubuh tegap, tinggi –aku penasaran berapa tingginya dan apakah dia punya perut
six pack seperti TOP ?. Mengingat dia galak jadi aku urungkan niatku-. Dan ia
kaya raya. Hidup masa depanku akan terjamin jika menjadi istrinya. Sedetik
berlalu aku memukul kepalaku, ternyata aku lebih matre
ketimbang Aland. Kami masih saling menatap satu sama lain.
"Kau ingin aku pecat?" dia bertanya kembali.
"Tidak," jawabku menunduk. Aku masih butuh
pekerjaan ini. Aku merasakan keringat mengalir dari pelipisku.
"Ada satu syarat agar aku tidak memecatmu," dia mencoba bernegosiasi denganku? Aku menatapnya
penasaran, "Apa?"
Dia tampak ragu, "Jaga anakku selama lima hari
dihitung mulai hari ini. Akan kubayar kau selama menjaga anakku seperti gajimu
selama tiga bulan menjadi sekretaris. Dan kau tidak perlu khawatir. Aku tidak
akan memecatmu," aku melongo.
"Ayah, apa Laurent punya babysitter baru?"
"Tentu saja. Apa Laurent senang?"
"Sangat senang."
Aku belum mengiyakan tapi dia sudah menentukannya.
Boss brengsek!!!
***
Setelah ancaman, perintah dan kemarahannya,
dia pergi bersama anaknya, sedangkan aku kembali kehotel. Aku membanting
tubuhku kekasur dengan frustasi. Rasa sakit hatiku pada Hendrik justru
menghilang digantikan dengan keinginanku membunuhnya. Siwon! Apa dia gila?
Menyuruh aku menjaga anaknya. Aku tidak pernah menjaga anak kecil seumur
hidupku. Bagaimana jika anaknya terluka saat aku sedang menjaga? Apa dia akan
membalas melukaiku juga? Apa menuntutku? appa dan eoma pasti memarahiku. Aku
butuh mandi untuk mendinginkan kepalaku yang panas.
Dua jam aku tertuduk disofa dengan tv
menyala tanpa aku menontonnya. Aku memikirkan banyak hal. Apa sebaiknya aku kabur
dari sini? Apa aku mampu mengancam balik dirinya? Mengingat aku punya rahasia
tentang dirinya yang sudah punya anak. Tapi aku
berpikir, itu bukan hal besar untuk mengancam balik
dirinya. Memangnya kenapa dia sudah punya anak? Lagipula dia tidak pernah
mengaku kepada karyawan bahwa dia belum menikah dan punya anak. Kebanyakkan
berpikir, membuat perutku kelaparan. Aku membuka kulkas
kecil disamping meja tv, mengambil pop mie, aku
membawa persediaan makanan dari rumah bila sewaktu malam aku kelaparan. Ponselku
berdering. Aku meninggalkan pop mie dimeja bar yang sudah ku seduh dan berlari
keruang tv. Aku menaruh ponselku disofa. Boss Siwon, muncul dilayar ponselku.
Aku menyentuh tombil hijau dilayar dengan malas.
"Buka pintunya aku didepan kamarmu," dia bahkan
tidak mengatakan, halo Agnes. Atau basa-basi lainnya.
"Dari mana kau tahu kamarku?" tanyaku
curiga.
"Itu tidak penting. Cepat buka," suaranya
menuntut. Ya dia memang selalu begitu. Aku tidak membalas perkataannya. Aku
mematikan sambungan telepon, membuka pintu untuknya, dan aku pergi kearah bar
tanpa melihatnya dan buka suara.
"Pop mie tidak bagus untuk kesehatan,"
sebelumnya pop mie berada ditanganku kini sudah masuk ketempat sampah. Aku
marah, "Sejak kapan kau mengurusi kesehatanku? Aku lapar!"
aku tidak melihat Laurent disekitarnya.
"Aku tidak mau kau sakit selama menjaga
anakku." Aku mendengus. "Apa yang kau lakukan datang kesini?"
"Aku ada urusan. Laurent sedang tidur siang.
Temani dia dikamarku. Aku akan menyuruh pelayan mengantarkan makanan ketempatku
untukmu."
"Kapan kau pulang?"
"Apa kau tidak ingin jauh dariku?" suaranya
terdengar ada humor. Aku memutar mataku.
"Justru aku ingin menjauh darimu," balasku
sinis. Dia tertawa.
Kemudian dia mendekat dengan wajah serius. Aku
memundurkan punggungku hingga
menyentuh meja bar. Kemudian dia mencondongkan
tubuhnya. Aku membeku dan memejamkan mataku. Mungkin, dua atau tiga senti jarak
wajah kami. Apa dia akan mnciumku? Pikiran seperti itu membuat perutku
bergejolak dengan aneh. Bibirnya menyentuh bibirku. Aku membuka mataku kaget.
Mata kami bertemu. Aku tidak bisa membaca matanya. Apa yang dia pikirkan
sehingga berani mnciumku? Apa yang aku pikirkan? Otakku menyuruh aku
mendorongnya. Tapi tubuhku beraksi untuk membalasnya. Saat aku ingin membalas
ciumnnya, dia menjauh. Aku sedikit kecewa. Tapi kenapa aku harus kecewa?
Seharusnya aku marah. Sialan! Ini aneh.
"Setelah ini aku pastikan kau tidak akan
menginginkan aku menjauh darimu," dia merogoh dompet hitamnya. Bagus dan
bermerek. Aku melirik kartu kredit yang diletakkannya dimeja.
"pakai ini disaat Laurent menginginkan sesuatu.
Belikan makanan untuknya yang sehat dan bergizi bukan pop mie," oh dia
menyindirku. Dia berbalik bermaksud pergi namun kembali menatapku. Sepertinya
dia melupakan sesuatu.
"Lantai 32. Nomor 407. Kode 1085."
***
"Kapan ayah pulang? Laurent merindukan
appa," dia merengek sedari tadi. Dia bertanya seperti itu sudah kesepuluh
kalinya dan selalu kujawab, sebentar lagi. Padahal aku tidak tahu.
"Tante bacakan dongeng untuk Laurent, mau?"
Dia menggeleng.
"Kita menggambar?"
"Dari tadi Laurent sudah menggambar. Imo
menawariku lagi. Apa Imo
lupa, Imo membuat garis saja tidak lurus." Aku
tertawa hambar. Aku memang tidak berbakat menggambar. Setiap kali guru menyuruh
kami melukis, hanya aku yang mendapatkan nilai dibawah enam puluh.
"Biasanya apa yang Laurent lakukan bersama
appa?" aku bertanya. Dia tampak berpikir. "Banyak. Tapi hal yang
tidak pernah terlewatkan, appa memainkan piano, Laurent bernyanyi," dia
tersenyum bangga."kata nenek bakat appa menurun ke Laurent."
"Bakat?" kenapa aku penasaran?
"Ya. Suara appa sangat indah. Dulu appa seorang
penyanyi, kata nenek. Dan appa pintar memainkan beberapa alat musik."
Didalam hati aku memuji Siwon. Aku pikir dia adalah pria membosankan dengan
sifat galak dan hanya terfokus pada bidang bisnis. Tapi karna kepintaran dan
mampu menangani permasalahan pada bisnis, membuahkan hasil yang manis.
Perusahaan yang hampir bangkrut kini menjadi perusahaan yang maju dan cukup
terkenal. Ternyata mantan seorang penyanyi? Dan aku
akan mengingatkan diri untuk mencari tentangnya di Internet.
"Laurent mau makan es krim?" dia mengangguk
setuju setelah sedari tadi dia terus menggeleng pada semua rayuanku.
Terimakasih Tuhan!
***
Aku memberikan kartu kredit card yang tadi dikasih
Siwon kepada kasir setelah aku memasan dua cup es krim ukuran besar rasa
coklat. Tangan kanan memegang tangan sebelah Laurent, tangan kiri memegang
nampan berisi dua cup es krim. Aku memilih tempat duduk dekat jendela. Aku
tersenyum melihat Laurent sangat menikmati es krimnya. Aku mengambil tisu basah
dari tasku lalu mengelap es krim yang berantakkan diwajah Laurent. Aku menyukai
anak kecil tapi aku tidak pintar mengurus anak kecil. Kalian bisa melihat aku
payah dalam membujuk anak kecil. Aku merogoh tas mengambil ponsel yang
berdering. Boss Siwon.
"Apa Laurent sudah bangun?"
"Bisakah kau mengatakan 'halo Agnes' terlebih
dahulu?" kataku jengkel.
"Halo Agnes, apa Laurent sudah bangun?"
suaranya terdengar geli. Aku tersenyum.
"Ya. Aku mengajaknya makan es krim. Tidak apa-apa
kan?"
"Apa?" dia membentak. Aku ketakutan. Apa
lagi ini?
"Kau belikan dia rasa apa?" Siwon bertanya.
"Coklat. Kenapa?" Dia menghela nafas lega.
"Jangan berikan dia makanan atau minuman rasa strawberry. Dia elergi
strawberry."
"Akan ku ingat," aku mengelus dada. Aku
tidak salah.
"Aku akan pulang sekitar jam makan malam. Jangan
pesan makanan luar atau sudah makan lebih dulu. Biar aku yang akan
membawanya."
"Oke." Setelah itu ia mematikan sambungan
telepon.
***
Setengah hari aku dan Laurent menghabiskan waktu
diluar. Makan es krim, ketaman dan mengelilingi sungai Yarra dengan kapal yang
sudah disediakan untuk pengunjung. Laurent sangat senang, ia terus berceloteh
setiap ada hal-hal yang aneh menurutnya. Bahkan ia sempat bertanya kepada ku saat
melihat sepasang kekasih brciuman.
"Mereka sedang melakukan apa, Imo?" Aku
tidak menjawab tapi langsung buru-buru membawanya menjauh. Jam empat lewat lima
belas menit, waktu sore. Aku membawanya kembali kehotel. Kami satu hotel.
Itulah mengapa, aku bisa bertemu dia dan appanya. Lalu appanya marah,
mengancamku dan menuduhku berbohong kepadanya. Kemudian, aku terjebak kedalam syaratnya yang aneh. Aku memasukkan
kode kamar.
"Imo, besok ajak aku kepantai ya?"
"Ok jika diperbolehkan, appa," dia
mengangguk. Aku membawanya masuk dan menuju kekamar mandi. Tata letak kamar
hotel ini dengan kamarku, hampir sama. Hanya berbeda fasilitas. Siwon memesan
kamar VVIP. Sedangkan aku biasa-biasa saja. Aku mengajaknya menonton kartun
setelah aku selesai memandikannya dan memberinya susu agar tidak merasakan
bosan menunggu Siwon pulang dan makan malam. Aku menengok kebelakang saat
mendengar suara langkah kaki mendekat dan terdengar bunyi plastic akibat
gesekkan. Wajahnya terlihat kelelahan, rambutnya berantakkan seperti tidak di
beri jel rambut, dan
lengan kemeja terlipat hingga batas siku. Dia melangkah mendekat lalu meletakkan dua bungkus kantong
plastik di atas meja bundar berukuran
sedang dan menjatuhkan pantatnya disampingku.
"Kita seperti keluarga harmonis," dia
meletakkan tangannya di atas bahuku. Dan memasang wajah mnggoda. Menjauhkan
tangannya dari bahuku, "Dalam mimpimu," kataku sinis.
"Appa bawa apa?" Laurent bertanya
disampingku.
"Masakkan Jepang. Makanan kesukaan,
Laurent." Siwon membuka bungkusan makanan dan aku membantunya. Dia
tersenyum. Itu senyuman mnggoda. Apa dia pria tukang mnggoda?
"Apa appa akan pergi lagi besok?" Laurent
bertanya sambil mengunyah.
"Tidak. Besok appa akan mengabulkan semua
permintaan Laurent. Laurent mau kemana?" Siwon menjawab tapi matanya
menatapku. Aku membalas menatapnya seolah-olah mengatakan "Apa?". Dia
tertawa geli.
"Kepantai. Apa agnes imo akan ikut?" Aku
menatap Siwon, berbicara padanya tapi tidak mengeluarkan suara, "Tidak.
Katakan tidak," aku memelas. Aku kesini untuk menyendiri.
"Ya. Tentu saja, Agnes imo ikut." Siwon
menjawab dengan tenang. Laurent tersenyum senang. Aku menghela nafas pasrah!
***
"Sepertinya, Laurent menyukaimu."
"Aku juga," timpalku.
Siwon mengantarku ke kamarku saat Laurent jatuh
tertidur karna kekenyangan dan mungkin kelelahan juga. Aku menolak diantarnya
namun Siwon marah. Aku mulai menyadari, dia tipe pria tidak suka ditolak. Aku
memasukkan kode kamarku. Dan aku membuka pintu. Seperkian detik aku terpengarah
kaget karna Siwon mnciumku tiba-tiba. Bagaimana bisa aku tidak menyadarinya?
"Itu tanda terimakasihku untuk mu," dia
menciumku lagi.
"Semoga kau mimpi indah, darling." Aku harus
mandi air dingin segera.
TBC ............. RCL please don't keep silent readers okay , komentar anda sangat berharga
0 comments