Jatuh Cinta Diam-Diam Part 1 Prolog
hai guys aku cuma mau minta masukan sedikit yaa, disini gue iseng-iseng buat nulis hehee.. sedikit kurang gue suka sama yang namanya nulis, gue cuma mau mintat tolong buat kasih saran buat gue judul apa yang tepat buat tulisan gue ini hehee cekidot mari liat dulu yuk :
Prolog
“Sial…” Andre mengacak-ngacak rambutnya. “Kenapa
disaat liburan seperti ini harus ketemu lagi dengan adel.”. Andre
mengacak-ngacak seisi pasir yang ada di dekatnya tidak jelas.
Nino sahabat andre dari
kecil dia sangat mengenal baik buruknya Andre, dia hanya melepaskan senyum.
Gelagat Andre seperti cacing kepanasan. Untung saja keadaan pantai sedang tidak
ramai dan relatif masih sepi. Jadi tidak begitu banyak pengunjung yang
memperhatikan gelagat Andre. “Ndree..”
“Kenapa..?”
Andre mengerutkan keningnya.
“Jangan
jangannn, lo lagi mikirin…” kata-kata Nino menggantung.
“Mikirin
siapa??” ucap Andre dengan tatapan menyelidiki.
Nino
tersenyum sambil mengangkat bahu.
“Adel
maksud mu?” ucap Andre. “Dengar, aku gak mungkin memikirkn dia. Mana mungkin
aku memikirkan si pesek yang nyebelin itu.” Jelas Andre gelagapan
Nino
tertawa geli, dan melengos “Siapa juga yang bilang Adel, aku enggak bilang
Adel. Maksud ku itu jangan-jangan kamu lagi mikirin caranya ke toilet, abis
muka mu kaya orang sedang kena diare sih”
“Ohh…
itu.” Ucap Andre gugup. “Iya.. kayanya aku sakit perut nih, mau ke toilet”
“Jadiii..?”
Nino mengangkat sebelah alisnya dengan tatapan menyelidiki
“Jadi?”
“Jadi
ke toilet gak?”
“Iiiya…itu
maksud ku” Jawab Andre, dengan sedikit ketawa terpaksa. Andre segera bergegas
menuju ke toilet.
Nino
hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia yakin bahwa Andre pasti ada rasa
dengan Adel.
“Andre andre… ada rasa
kok gak mau mengakui, kalo udah di ambil orang aja baru tau rasa kamu.” Gerutu
Nino.
Nampaknya Nino puass
melihat sahabat karibnya bingung seperti itu. Andre si ganteng, pintar, dan
jail itu bisa jungkir balik uring-uringan hanya karna seorang cewek yaitu Adel.
Nino yakin bahwa sekarang Andre sedang memikirkan Adel.
Otaknya sudah rusak.
Kepala Andre perlu di dinginkan.
“Oh Tuhan, oh Tuhan.”
Andre mengacak-ngacak rambutnya. “Aku enggak boleh suka sama Adel. Masa dari
sekian banyak wanita kenapa harus si kecil pesek nyebelin itu.” Andre menepuk-nepuk
pipinya.
Semoga saja dengan
mencuci muka, otak nya kembali dapat berfikir jernih dan bayangan Adel bisa
luntur dari kepalanya. Ia berjalan menuju toilet sambil menendang-nendangkan
setiap pasir yang di lewatinya.
“Baguss banget.” Desis
Andre sinis. Saat Andre menuju toilet orang yang sedang dipikirkannya itu
muncul dan pasir yang di tendangnya tak sengaja mengenai Adel.
Andre ingin mengumpat
dan menyembunyikan dirinya. Tapi apa mau dikata, Adel sudah melihat Andre
terlebih dahulu. Andre tak dapat mengelak perasaannya lagi. Kalau berada di
dekat Adel jantung Andre berdetak lebih kencang dari biasanya. Andre bingung
harus bilang apa? Mengejek Adel kecil, konyol? sekarang sudah tidak tepat. Adel
yang sekarang jauh berbeda dengan yang dulu, Adel yang sekarang terlihat lebih
tinggi dan lebih dewasa. Adel semakin cantik dan lucu. Andre mendesah, ia
segera menghampiri Adel. Bukannya kata maaf yang keluar dari mulut Andre malah
keluar perkataan yang menyulut emosi Adel. Bukan ini yang ia mau. Andre tak
dapat menyembunyikan rasa gugupnya. Di tambah lagi ia tak bisa pura-pura tak
perduli pada Adel saat ia melihat Adel terjatuh karnanya, rasa bersalah menekan
dadanya.
Andre tak dapat
menyembunyikan perasaannya terhadap Adel lebih lama lagi. Kalau begini, tidak
ada cara lain Andre mulai memberanikan dirinya untuk menyatakan cintanya. Tapi
Disaat Andre mulai memberanikan dirinya namun kenyataan pahit harus dirasanya.
Ternyata Adel sudah punya pacar, dan pacarnya Adel itu adalah Rasya teman kecil
Andre. Ia dilema, mukanya kusut. Andre tak bisa kalau harus begini terus
memendam perasaannya. “Apa yang harus dilakukan sekarang”.
hehee bersambung dulu yaa di prolognya hihii besok baru isinya :p ,..
0 comments