PERKEMBANGAN
KOPERASI DI INDONESIA : HAMBATAN DAN TANTANGAN DALAM MENGHADAPI MEA
Nama : Rosdiana Octaviani
NPM : 19214810
Kelas : 3EA35
Matkul : Softskill Ekonomi Koperasi
Dosen : Julius Nursyamsi
FAKULTAS
EKONOMI
MANAJEMEN
S1
UNIVERSITAS
GUNADARMA
BEKASI
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan
daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan
ekonomi, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standar hidup penduduk Negara
Anggota ASEAN, seluruh Negara Anggota ASEAN sepakat untuk segera mewujudkan
integrasi ekonomi yang lebih nyata dan meaningful yaitu ASEAN Economy Community
(AEC). AEC adalah bentuk Integrasi Ekonomi ASEAN yang direncanakan akan
tercapai pada tahun 2015.
Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka
peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN.
Kerjasama ekonomi ASEAN dimulai dengan disahkannya Deklarasi Bangkok tahun 1967
yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan
pengembangan budaya. Dalam dinamika perkembangannya, kerjasama ekonomi ASEAN
diarahkan pada pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community)
yang pelaksanaannya berjalan relatif lebih cepat dibandingkan dengan kerjasama
di bidang politik-keamanan dan sosial budaya. Diawali pada Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) ASEAN ke-2 tanggal 15 Desember 1997 di Kuala Lumpur, Malaysia,
dengan disepakatinya Visi ASEAN 2020, para Kepala Negara ASEAN menegaskan bahwa
ASEAN akan:
(i)
menciptakan Kawasan Ekonomi ASEAN yang stabil, makmur
dan memiliki daya saing tinggi yang ditandai dengan arus lalu lintas barang,
jasa-jasa dan investasi yang bebas, arus lalu lintas modal yang lebih bebas,
pembangunan ekonomi yang merata serta mengurangi kemiskinan dan kesenjangan
sosial- ekonomi.
(ii)
mempercepat liberalisasi perdagangan di bidang jasa.
(iii)
meningkatkan pergerakan tenaga professional dan jasa
lainnya secara bebas di kawasan.
AEC Blueprint memuat empat pilar utama yaitu: 1) ASEAN
sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukung dengan elemen
aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modal
yang lebih bebas; 2) ASEAN sebagai kawasan dengan dayasaing ekonomi tinggi,
dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayaan
intelektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerse; 3) ASEAN
sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata dengan elemen
pengembangan usaha kecil dan menengah, dan prakarsa integrasi ASEAN untuk
negara- negara CMLV (Cambodia, Myanmar, Laos, dan Vietnam); dan 4) ASEAN
sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global
dengan elemen perdekatan dalam hubungan ekonomi di luar kawasan, dan meningkatkan
peran serta dalam jejaring produksi global.
Makalah ini hanya fokus pada pilar pertama karena
pilar ini memuat aspek utama dan mendasar dari komponen integrasi ekonomi yaitu
arus bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan arus modal yang
lebih bebas serta sektor prioritas integrasi. Secara umum dilaporkan tingkat
implementasi AEC Blueprint periode 1 Januari 2008 – 30 September 2009 oleh
masing-masing Negara Anggota dengan menggunakan instrumen Scorecard. Capaian
Scorecard ini memiliki nilai politis karena dapat mencerminkan kesungguhan
ASEAN dalam mewujudkan Komunitas Ekonomi ASEAN (AEC 2015).
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah terbentunya ASEAN Economy Community (AEC) 2015 ?
2.
Apa sajakah pilar - pilar utama dari pelaksanaan AEC 2015 ?
3.
Bagaimanakah peluang dan tantangan indonesia ke depannya dalam menghadapi AEC
2015 ?
C. Tujuan Masalah
1.
Melihat bagaimana sejarah terbentuknya komunitas ASEAN hingga menuju ASEAN
Economy Comonity (AEC) pada tahun 2015.
2.
Untuk mengetahui Lima (5) pilar utama dalam pelaksanaan AEC 2015.
3.
Mengetahui peluang dan tantangan pembentukan AEC 2015 bagi Indonesia dan
strategi umum menuju AEC 2015.